Suryamedia.id – Wacana TNI bakal produksi dan distribusikan obat-obatan lewat lab farmasi militer dapat dukungan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kepala BPOM Taruna Ikrar baru-baru ini menyebutkan bahwa kontribusi TNI dalam produksi dan distribusi obat merupakan wujud kehadiran negara di bidang kesehatan. Khususnya, dalam hal penyediaan obat-obatan bagi masyarakat.
“Kami sangat mendukung, Menteri Pertahanan akan bertemu kami di sini,” katanya, Jumat (16/5), dikutip CNN Indonesia.
“Sebetulnya itu bagian dari perusahaan negara. Kita tahu kan perusahaan negara ada dari BUMN, kayak Bio Farma dan Kimia Farma. Terus dari pihak negara lagi yang lain, kan ada perusahaan obat yang berhubungan dengan TNI,” lanjutnya.
Lebih lanjut, pihaknya menegaskan akan memfasilitasi, sekaligus tetap mengawasi keterlibatan TNI dalam hal tersebut.
“Jadi kan kita fasilitasi. Jadi sebetulnya intinya enggak ada masalah. Itu hal yang general saja,” terang Taruna.
“Badan POM akan mengawasi secara maksimal karena itu menjadi otoritas dan tanggung jawab kami,” lanjutnya lagi.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa TNI akan memproduksi obat-obatan melalui laboratorium farmasi militer. Laboratorium tersebut sudah direvitalisasi menjadi pabrik obat pertahanan negara.
Nantinya, obat hasil produksi pabrik milik TNI itu akan disalurkan ke Koperasi Desa Merah Putih dengan kerja sama bersama Kementerian Kesehatan.
“Kita bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan juga bisa kita sumbangkan obat-obat yang kita produksi itu kepada rakyat di desa, dengan adanya koperasi desa nanti yang akan dibentuk, maka apotek-apoteknya ini akan kita suplai dari obat yang kita buat di pabrik obat terpusat ini,” kata Sjafrie, Rabu (30/4/2025). (*)








