Suryamedia.id – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disebut banyak yang menganggur dan tidak terserap dengan maksimal. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Purbaya Yudhi Sadewa usai lebih dari sebulan menduduki jabatannya di kursi kabinet.
“Cukup kusut sih. Kan ada berbagai hal. Pertama saya lihat anggaran negara seperti apa 2025. 2025 penyerapannya seperti apa, ternyata banyak juga yang tidak diserap dan yang utamanya ada banyak uang nganggur,” kata dia, Jumat (10/10/2025), dikutip dari CNBC Indonesia.
Purbaya mengatakan, ada anggaran yang menganggur di Bank Indonesia, yakni Saldo Anggaran Lebih (SAL). Menurutnya, dana tersebut seharusnya bisa disalurkan ke sektor riil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Maka dari itu, pihaknya berupaya mengurangi dana menganggur pemerintah di Bank Indonesia (BI) hingga ke level Rp 100 triliun. Sebelumnya, ia juga telah menyuntikkan dana ke lima bank negara sebesar Rp200 triliun, dan masih terdapat dana mengendap sekitar Rp 275 triliun.
“Kan naik turun terus kan. Ada pengeluaran, ada pajak. Ya itu kira-kira yang di Bank Sentral itu geser-geser. Tapi yang pastikan saya punya sekitar Rp 200 triliun di sana,” kata Purbaya
Menurutnya, sejumlah dana pemerintah di Bank Indonesia itu sudah cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan belanja pemerintah sampai akhir tahun.
Nantinya, dana terus dibelanjakan demi menggerakkan perekonomian, sekaligus menjaga sumber pendanaan APBN. Adapun sumber pendanaan yang aman dilakukan dengan cara penerbitan utang jangka pendek lebih cepat.
“Itu makanya approach-nya kita akan ubah sedikit. Dulu level aman nya mereka mengharapkan dua bulan pengeluaran ya. Karena utangnya keluarnya sekali-sekali,” tegas Purbaya.
“Kalau saya ciptakan utang yang jangka pendek, yang keluar 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, harusnya saya enggak perlu level aman, karena saya bisa keluarkan di situ dengan cepat. Jadi ya Rp 100 triliun, cukup, satu bulan itu (pengeluaran),” lanjut dia. (*)












