Suryamedia.id – Jabatan Utusan Khusus Presiden yang sebelumnya diduduki Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah jadi perbincangan publik. Sehingga, banyak sekali spekulasi netizen tentang siapa yang bakal menggantikan kursi yang kosong tersebut.
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad angkat bicara terkait hal tersebut. Menurutnya, posisi sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan bisa saja diisi oleh orang baru maupun tidak.
“Posisi itu boleh diisi dan boleh tidak diisi,” kata Dasco baru-baru ini, dilansir Kompas.com.
Ia menjelaskan bahwa jabatan Utusan Khusus Presiden berbeda dengan nomenklatur di Kabinet Merah Putih. Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan tersebut sejatinya dibuat karena Gus Miftah sebelumnya dinilai memiliki perhatian terhadap toleransi umat beragama.
“Sebenarnya kan kalau utusan khusus presiden itukan tidak seperti nomenklatur di kabinet yang kalau dia berhenti posisinya kemudian masuk di nomenklatur itu. Nomenklatur itu kan dibuat karena memang Gus Miftah itu dia mempunyai perhatian yang besar terhadap toleransi umat beragama,” terang Dasco.
“(Gus Miftah) banyak keliling daerah dalam rangka kemudian dia juga banyak melapor soal sarana prasarana keagamaan yang kurang memadai banyak di daerah-daerah. Sehingga, kemudian dibuatlah utusan khusus presiden bidang toleransi kerukunan umat beragama dan prasarana keagamaan kan gitu. Sehingga posisi itu boleh diisi dan boleh tidak diisi, demikian,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Miftah Maulana sebelumnya telah mengumumkan pengunduran diri dari posisi Utusan Khusus Presiden. Keputusan tersebut turut menjawab desakan masyarakat yang ingin Gus Miftah mundur jadi jabatan setelah kontroversi hinaan terhadap pedagang minuman dingin. (*)