Suryamedia.id – Pakar minta pemerintah menunda program berbiaya besar untuk mengantisipasi dampak konflik Israel-Iran ke depannya. Terlebih, konflik antara dua negara tersebut berpotensi menyebabkan tantangan ekonomi secara global jika kembali meletus dan berkepanjangan.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45) Jaleswari Pramodhawardhani baru-baru ini. Menurutnya, pemerintah perlu mengedepankan mitigasi domestik di tengah ketidakpastian geopolitik global akibat konflik Iran-Israel.
“Dan untuk mitigasi domestiknya, saya rasa untuk mitigasi tekanan ekonomi akibat perang, perlu dilakukan respons cepat seperti konsolidasi fiskal dan menunda program-program dengan biaya tinggi,” kata Jaleswari, Rabu (25/6/2025), dikutip Kompas.
Ia melanjutkan, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan skema burden sharing untuk mengurangi dampak ekonomi jangka pendek akibat konflik di Timur Tengah. Pihaknya juga menilai bahwa Indonesia juga bisa melakukan pendekatan diplomasi dalam upaya de eskalasi.
“Apa upaya-upaya deeskalasi tersebut? Yaitu, mendorong dialog dan deeskalasi konflik melalui berbagai saluran diplomasi, baik itu multilateral, minilateral, dan bilateral,” terang Jaleswari.
“Dan kembali mempercepat perjanjian non-proliferasi nuklir dan yang ketiga, mendorong bantuan kemanusiaan kepada negara yang tengah berperang,” lanjutnya.
Eks Deputi Kantor Staf Presiden ini menggarisbawahi bahwa konflik Iran-Israel merupakan ancaman serius terhadap stabilitas kawasan dan global.
Meski demikian, Jaleswari menilai durasi konflik masih sulit diprediksi karena pernyataan para pemimpin dunia kerap tidak sejalan dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Maka dari itu, langkah mitigasi perlu dilakukan.
Sebagai informasi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (24/6/2025) mengumumkan gencatan senjata setelah 12 hari melawan Israel. Melalui pesan yang disiarkan kantor berita pemerintah, IRNA, Pezeshkian menyebutkan bahwa Israel-lah yang mengawali perang tersebut.
“Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kami, yang kegigihannya mencatatkan sejarah, kita menyaksikan penegakan gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang diawali provokasi (Israel),” ucap Pezeshkian, dikutip dari kantor berita AFP. (*)