Suryamedia.id – Pihak Amerika dan Iran akan berunding minggu depan untuk membahas kemungkinan perdamaian jangka panjang.
Terkait perundingan dengan Iran pekan depan, ia kemungkinan akan berunding terkait perjanjian nuklir. Pertemuan ini dilakukan tak lama setelah Iran dan Israel memutuskan gencatan sejata sejak Selasa (24/6/2025).
“Kami mungkin menandatangani perjanjian, saya tidak tahu,” katanya saat konferensi pers di pertemuan NATO Den Haag, Rabu (25/6/2025).
“Bagi saya, saya tidak berpikir itu perlu. Maksud saya, mereka berperang, mereka bertempur, sekarang mereka kembali ke dunia mereka. Saya tidak peduli apakah saya memiliki perjanjian atau tidak,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Trump menyinggung situs-situs nuklir Iran yang menurutnya kini telah hancur. Sebelumnya, Amerika telah melancarkan serangan ke tiga situs nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) yang lalu.
“Kami tidak menginginkan nuklir, tetapi kami telah menghancurkan nuklir. Dengan kata lain, nuklir telah hancur. Saya katakan, ‘Iran tidak akan memiliki nuklir.’ Nah, kami telah menghancurkannya. Nuklir telah hancur berkeping-keping, jadi saya tidak begitu yakin akan hal itu. Jika kami mendapatkan dokumennya, itu tidak akan buruk. Kami akan bertemu dengan mereka,” kata Trump.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya ikut menegosiasikan gencatan senjata antara Iran dan Israel setelah perang selama 12 hari.Terungkap bahwa beberapa jam sebelum gencatan senjata, pemerintah Amerika Serikat telah meminta Prancis untuk menyampaikan kepada Iran tentang ketentuan gencatan senjata yang diusulkan AS.
Hal ini diungkapkan seorang sumber diplomatik Prancis pada hari Rabu (25/6/2025), dilansir dari kantor berita AFP. Menurut sumber tersebut, pada Senin (23/6/2025) malam lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio menelepon Menlu Prancis Jean-Noel Barrot.
“(Marco Rubio) memberi tahu dia tentang keinginan AS untuk gencatan senjata asalkan tidak ada pembalasan Iran,” kata sumber Prancis itu.
“Rubio meminta Jean-Noel Barrot untuk menyampaikan informasi ini kepada Abbas Araghchi (Menlu Iran),” lanjutnya. (*)