Suryamedia.id – Korea Selatan dihadapkan pada kekhawatiran akan penurunan angka kelahiran. Hal itu karena negeri gingseng tersebut menjadi negara termahal di dunia untuk membesarkan anak.
Saat ini Korea Selatan sendiri tengah menghadapi krisis demografi. Tahun 2022 saja, rata-rata jumlah bayi yang diharapkan per wanita Korea Selatan turun menjadi 0,78 dari tahun sebelumnya sebesar 0,81.
Sedangkan tingkat kelahiran di negara maju yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas populasi umumnya berkisar di angka 2,1.
Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan memberikan pembayaran dan manfaat lain kepada siapa saja yang melahirkan anak.
Mulai tahun 2022, para ibu yang telah melahirkan anak bahkan diberi 2 juta won atau setara dengan Rp21 juta. Tak berhenti di sana, 700 ribu won atau Rp7,6 juta juga diberikan per bulan untuk bayi hingga usia satu tahun. Sedangkan bulan untuk bayi di bawah dua tahun, mendapatkan 350 ribu won atau Rp3,8 juta per bulan.
Lalu anak-anak hingga usia sekolah dasar mendapatkan 200 ribu won atau Rp2,1 juta per bulan. Namun untuk rumah tangga berpenghasilan rendah dan orang tua tunggal bisa mendapatkan tambahan dana.
Namun meski banyak keringanan yang diberikan pemerintah bagi siapa saja yang melahirkan anak, namun banyak masyarakat yang tetap memilih tidak memiliki anak dengan berbagai alasan. (*)
