Fakta-fakta Menarik Pembuatan Tugu Biawak di Jalan Wonosobo-Banjarnegara

Suryamedia.id – Viral tugu atau patung biawak di jalan perbatasan Wonosobo-Banjarnegara. Patung ini merupakan gagasan dari Karang Taruna usai membuat kegiatan berkaitan lingkungan hidup, dan didesain oleh seniman lokal bernama Rejo Arianto.

Patung biawak ini menjadi perbincangan netizen di media sosial lantaran beberapa fakta menarik, mulai dari tampilan 3D, hingga biaya yang dihabiskan untuk membuat karya seni tersebut. Untuk penjelasan selengkapnya, simak artikel berikut ini!

Dibangun di jalan Wonosobo-Banjarnegara

Patung atau tugu biawak besar ini dibangun di pinggir Jalan Raya Nasional Ajibarang–Secang, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto. Lokasi tugu atau patung ini berada tidak jauh dari Jembatan Krasak, sebuah titik yang dulunya dikenal sebagai Jembatan Biawak karena dulunya sering terlihat hewan tersebut di area itu.

Dibuat oleh seniman lokal

Patung biawak yang dibuat di jalan Wonosobo-Banjarnegara ini didesain oleh seniman lokal bernama Rejo Arianto. Rejo Arianto merupakan lulusan Seni Rupa ISI Solo, mengaku bahwa patung tersebut merupakan karya ketiganya.

Baca Juga :   Kasus Perdagangan Orang ke Kamboja, 22 Korban Berhasil Diselamatkan

“Maka ini saya membuat patung sekarang untuk menyalurkan hasrat berkesenian, sampai saat ini baru tiga patung yang dibuat, ini patung untuk pemerintah. Patung pertama berbentuk ganesa untuk artistik kafe dan homestay, yang kedua berupa patung kuda,” kata Ari, Senin (21/4/2025), dikutip Detik.

Sebagai bentuk dedikasinya membuat patung, Ari membeli dan memelihara biawak terlebih dahulu. Ia mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk observasi karakter biawak, sehingga patung terlihat realistis.

“Sebelum melakukan pembuatan patung, saya sempat beli dan pelihara biawak. Agar kita tahu karakternya, jadi patung yang dibikin bisa terasa hidup,” terangnya lagi.

Pengerjaan hanya 1,5 bulan

Pengerjaan patung biawak sampai saat ini disebut memakan waktu cukup singkat, yakni sekitar 1,5 bulan, namun patungnya hanya selama satu minggu. Meski demikian, pembuatan tugu biawak ini belum sepenuhnya selesai dan akan dilanjutkan dengan pembuatan taman di sekitar patung.

“Untuk proses pembuatannya sekitar 1,5 bulan tapi ini sebenarnya belum selesai nanti mau dibuatkan taman. Kalau yang membuat itu orang Wonosobo, seniman,” terang Ketua Karang Taruna Kecamatan Selomerto Ahmad Gunawan Wibisono, dikutip Detik, Selasa (22/4/2025).

Baca Juga :   Isu Emas Palsu PT Antam Muncul Lagi, Kejagung Pernah Beri Klarifikasi

Biaya pembuatan patung tak sampai Rp1 Miliar

Rejo Arianto memastikan jika anggaran pembuatan patung jauh di bawah Rp1 miliar. Dia menyebut patung biawak itu awalnya akan dibangun setinggi tiga meter, namun ternyata cukup untuk pembuatan patung setinggi 7 meter.

“Anggaran, mohon maaf tidak saya sebutkan berhubung dana yang dimandatkan ke saya itu cukup untuk lebih dari tiga meter, saya bangun patung biawak itu menjadi tujuh meter tingginya,” ujar Rejo Arianto.

Meski tidak menjelaskan secara gambang jumlah biaya, ia mengungkapkan bahwa Rp1 miliar merupakan dana yang sangat besar. Jika diperkirakan, bisa untuk membuat patung di empat penjuru mata angin.

“Wah kalau Rp 1 miliar itu banyak, kalau memang anggarannya segitu saya siap bangun di empat penjuru mata angin,” jelas Ari.

“Dana dari kebetulan dari BUMD, bukan dari dana desa seperti yang dikabarkan. Kalau disuruh mengerjakan dari dana desa saya tidak mau, saya insyaallah sadar hukum dan pingin taat hukum,” lanjut lulusan ISI Solo tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *