Suryamedia.id – Memasuki tahun 2025, era generasi baru juga dimulai. Pasalnya, anak yang lahir mulai 1 Januari 2025 hingga 31 Desember 2039 mendatang dikategorikan sebagai generasi Beta, bukan lagi termasuk generasi Alpha.
Gen Beta merupakan generasi kedelapan dalam penamaan generasi yang dimulai pada 1901 silam. Beberapa generasi lainnya, termasuk Greatest Generation, Silent Generation, Baby Boomers, Gen-X, Milenials, Gen-Z, Generasi Alpha, serta Generasi Beta.
Generasi ini dikelompokkan berdasarkan tahun kelahiran tertentu. Kebanyakan individu dalam setiap generasi disebut memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan masa kelahirannya, karena dipengaruhi lanskap sosial ekonomi, politik, hingga teknologi.
Dilansir dari Only My Health, berikut ini beberapa karakteristik yang akan dimiliki oleh generasi Beta!
Apa Itu gen Beta?
Sebelum membahas lebih lanjut tentang karakteristik gen Beta, perlu untuk mengetahui tentang mereka yang lahir di generasi ini. Gen Beta merujuk pada individu yang lahir dari 1 Januari 2025 hingga sekitar tahun 2039.
Disebutkan bahwa generasi ini akan tumbuh dalam dunia yang digerakkan oleh teknologi, ditandai dengan meluasnya penggunaan kecerdasan buatan, transportasi otonom, dan pengalaman digital yang mendalam.
Peneliti sosial Mark McCrindle, yang telah memainkan peran penting dalam mendefinisikan label generasi, menuliskan bahwa bahwa Generasi Beta akan membentuk sekitar 16% dari populasi global pada tahun 2035. Generasi baru ini akan menghadapi tantangan unik seperti perubahan iklim dan kesenjangan sosial, sehingga mereka akan beradaptasi dengan lanskap yang terus berkembang.
Apa saja karakteristik gen Beta?
Berdasarkan sumber yang sama, ada beberapa karakteristik yang mungkin muncul pada generasi Beta, yakni mereka yang lahir mulai tahun 2025. Mereka disebut tumbuh dengan teknologi terintegrasi, termasuk AI dan kendaraan otonom, akan membuat mereka sangat fasih dalam menggunakan perangkat digital.
Selain itu, mereka juga memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Gen Beta menyadari isu-isu global, seperti perubahan iklim dan kesenjangan sosial, serta memprioritaskan keberlanjutan dan konsumsi yang etis.
Individu yang lahir selama generasi tersebut disebut akan memiliki kemampuan beradaptasi dan bertahan dalam mengarungi perubahan, baik karena perubahan teknologi maupun iklim. Mereka juga akan mendapatkan pendidikan yang akan disesuaikan melalui teknologi adaptif, memungkinkan pengalaman belajar yang dipersonalisasi.
Peningkatan konektivitas akan mendorong penghargaan terhadap keberagaman dan kolaborasi lintas budaya. Mereka juga cenderung kreatif dan inovatif karena paparan dini terhadap teknologi imersif yang dapat membantu memudahkan pemecahan permasalahan mereka di kemudian hari. (*)