WhatsApp Disebut Efektif Turunkan Gejala Depresi Lansia, Menurut Studi

Suryamedia.id – WhatsApp tak hanya memudahkan komunikasi antar pengguna. Baru-baru ini, sebuah penelitian bahkan menunjukkan manfaat aplikasi perpesanan buatan Meta tersebut bagi kelompok lanjut usia (lansia).

Menurut jurnal Nature Medicine, Marcia Scazufca yang  seorang peneliti ilmiah di Rumah Sakit das Clínicas (HC) dijalankan oleh Fakultas Kedokteran Universitas São Paulo (FM-USP) mengatakan bahwa pemanfaatan WhatsApp untuk membagikan pesan positif mampu menunjukkan gejala depresi yang membaik.

Program tersebut dinamakan dengan Viva Vida yang berarti hidup panjang. Di program tersebut, melibatkan 603 peserta berusia lebih dari 60 tahun dan terdaftar di 24 klinik perawatan primer milik SUS (Sistema Único de Saúde, jaringan kesehatan masyarakat nasional Brasil).

Mereka dibadi menjadi 2, yakni kelompok intervensi yang akan menerima pesan WhatsApp berupa video konten pendidikan tentang depresi dan aktivasi perilaku sebanyak 2 kali sehari, 4 kali seminggu, selama 6 minggu. Sementara itu, kelompok kontrol menerima satu pesan edukasi. Keduanya tidak mendapatkan perawatan profesional.

“Mereka disaring secara positif untuk depresi dan menunjukkan gejala depresi yang signifikan. gangguan,” jelas Scazufca.

Baca Juga :   Game Lokal Seru, Cocok Dimainkan Saat Ngabuburit Jelang Buka Puasa

Setelah dilakukan pemantauan berkala, disebutkan bahwa gejala depresi membaik pada 42,4% kelompok intervensi, dibandingkan dengan 32,2% pada kelompok kontrol.

“Ini menunjukkan bahwa intervensi dalam bentuk pesan telepon seluler merupakan pengobatan depresi jangka pendek yang efektif bagi orang lanjut usia di daerah dengan layanan kesehatan terbatas,” terang Scazufca.

Karena banyak lansia berpenghasilan rendah di Brazil yang setengah melek huruf atau buta huruf, kelompok intervensi menerima pesan audio atau gambar berdurasi tiga menit tetapi tidak menerima pesan teks. Para peneliti berhati-hati dalam menggunakan bahasa sederhana yang terinspirasi oleh program radio populer.

“Perbedaan sepuluh poin persentase antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dalam hal perbaikan mungkin tampak kecil, namun mengingat biaya Viva Vida yang sangat rendah dan besarnya proporsi populasi yang dapat dijangkau oleh Viva Vida, sepuluh poin persentase ini dapat mewakili jutaan orang,” jelas sang peneliti.

“Selain itu, Viva Vida harus dilihat sebagai langkah pertama, yang dapat dikombinasikan dengan bentuk intervensi lainnya. Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar peserta belum pernah menerima pengobatan depresi apa pun, dan belum pernah menerima pengobatan apa pun bahkan didiagnosis menderita depresi,” lanjutnya lagi.

Baca Juga :   7 Game Edukasi yang Menghibur untuk Si Kecil

Hasil ini sangat relevan di negara berpendapatan menengah seperti Brasil, dimana jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat dan layanan kesehatan mental masih terbatas. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *