Petani Keluhkan Padi Jadi Kerdil dan Hampa

Pati, Suryamedia.id – Sejumlah petani di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati mengeluhkan serangan wereng pada tanaman padi mereka yang mengakibatkan padi menjadi kerdil dan tidak membuahkan hasil (hampa). Sehingga menimbulkan kerugian cukup besar.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno ikut prihatin dengan kondisi tanaman padi yang saat ini terserang hama wereng.

“Sebelumnya banyak petani yang gagal panen akibat banjir, dan saat ini dengan kondisi curah hujan tinggi, tanaman juga sangat rentan terkena hama,” tuturnya.

Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut juga menyarankan agar para petani bisa mencoba menggunakan biosoka, karena itu bisa menekan kebutuhan pupuk kimia hingga 50 persen.

“Kalau tanaman ini asem-aseman atau pH rendah, itu bisa menghambat pertumbuhan, jadi alangkah bagusnya mencoba biosoka, karena dia mempunyai daya tumbuh yang luar biasa,” katanya.

Sementara itu, Salah satu petani di wilayah Kecamatan Tayu, Abdul Hamit mengaku bahwa permasalahan ini sudah terjadi dalam beberapa pekan, hanya saja belum ada solusi dari pihak-pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga :   Anggota DPRD Ungkap Siap Majukan UMKM di Pati

“Permasalahan ini hampir merata dialami para petani di Kecamatan Tayu, dan kami juga belum ada solusi untuk hal ini,” ucapnya saat dimintai keterangan belum lama ini.

Menurutnya, para petani saat ini kebanyakan lebih memilih menjual bibit padi sebelum masa panen. Hal ini dilakukan karena jika harus menunggu padi berbuah, dipastikan akan mengalami kerugian cukup besar.

“Para petani ini lebih memilih menjual bibit padi pasca masa tanam, karena padi tidak bisa ditunggu sampai berbuah, karena hasilnya justru hampa,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Koordinator Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Arif Gunadi. Ia membenarkan bahwa di wilayah tersebut diserang wereng. Yang mana, wereng tersebut mengakibatkan tanaman padi menjadi kerdil.

“Ada sekitar emapt hektare padi yang terdampak, di beberapa desa, misalnya di Jepat Lor, Jepat Kidul, dan Margomulyo, hanya saja saat ini untuk kondisi tanaman padinya sudah normal,” ungkapnya.

Saat ditanya terkait para petani menjual juga membantah bahwa para petani ini menjual bibit yang ditanam, lantaran padinya tidak bagus. Menurutnya, Para petani ini hanya menjual rumput dan melakukan tanam baru lagi.

Baca Juga :   News Grafis : Pati Tak Dirikan Posko Penyekatan

“Kita sudah sosialisasikan ke petani untuk menggunakan pupuk organik, dan dolomit tambahan, karena dikawatirkan tanahnya mengandung asam, atau roling varietas,” jelasnya. (Adv)

Penulis: Kafi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *