Suryamedia.id – Capres Perancis bernama Marine Le Pen yang sempat berjanji akan melarang hijab jika terpilih, akhirnya gagal memenangi pemilihan Presiden Perancis yang ketiga kalinya pada Minggu, 24 April 2022.
Menurut exit poll, Marine kalah dengan perolehan suara sebanyak 41,5 persen. Sedangkan lawannya Emmanuele Marcon memperoleh suara sebanyak 58,5 persen di putaran kedua yang menghantarkannya menjadi Presiden terpilih.
Dalam pemilihan sebelumnya, ia diketahui mengumpulkan 33.9% suara pada tahun 2017 dan 17.9% pada tahun 2012.
Hal itu membuatnya bersumpah akan terus berjuang dan mengincar pemilihan parlemen pada Juni 2022.
Macron sendiri mengakui bahwa kemenangannya tersebut bukanlah 100 persen berasal dari pendukungnya, melainkan juga dari orang-orang yang tidak menyukai gagasan Le Pen saat menang. Salah satu kelompok tersebut adalah Muslim.
Sebelumnya, Le Pen memang mengeluarkan pernyataan bahwa akan melarang sama sekali perempuan memakai hijab. Hal ini lantas membuat popularitasnya rendah di kalangan pemeluk Islam di Perancis.
Pihak Macron kemudian memanfaatkan situasi tersebut dengan baik, meskipun sebenarnya ia juga dinilai bukan calon yang ideal bagi penduduk Muslim karena ia juga melarang hijab di sekolah.
Mayoritas penduduk sekitar dan 6 juta Muslim di Prancis telah memilih Jean-Luc Mélenchon, yang mana merupakan satu-satunya kandidat yang menolak diskriminasi terhadap muslim pada putaran pertama pemilihan.
Namun saat memasuki putaran kedua, banyak yang kemudian bimbang memilih atau memutuskan untuk abstain. Beberapa imam masjid, termasuk kepala masjid agung di Paris menyarankan para jamaah untuk memilih Macron demi mencegah Le Pen menang. (*)