Keterbatasan Fisik Tak Halangi Difabel Jadi Relawan Bencana

Semarang, Suryamedia.id – Dengan adanya keterbatasan fisik, tak menjadi penghalang bagi para difabel untuk menjadi relawan bencana.

Salah satunya adalah Suwanto (41), ia tetap duduk di atas motor roda tiganya, meski apel kesiapsiagaan bencana yang digelar Pemprov Jateng, (9/11/2021) dimulai.

Tak seperti peserta lain yang berdiri dan berbaris rapi, Suwanto dan beberapa rekannya justru upacara di atas sepeda motor atau dengan tongkat masing-masing.

Meski kondisi fisik tak sempurna, ia dan beberapa peserta lainnya, mengabdikan diri sebagai relawan kebencanaan. Keterbatasan tersebut pun, tak lantas menyurutkan semangatnya untuk membantu sesame.

Sejak 2017 lalu Suwanto bergabung dalam komunitas LIDI. Komunitas difabel yang aktif bergerak di bidang sosial hingga menjadi relawan kebencanaan di Jateng. Suwanto yang menderita penyakit polio sejak kecil itu kerap terjun ke daerah bencana, untuk membantu masyarakat di sana.

“Saya lakukan ini ya karena keinginan untuk berguna bagi orang lain. Saya tergabung di relawan Covid-19 dan juga relawan Tagana. Sudah berkali-kali terjun ke daerah bencana, misalnya banjir di Semarang waktu lalu,” katanya.

Baca Juga :   News Grafis : Polisi Amankan 3 Travel Gelap

Meski saat terjun ke daerah bencana, Suwanto kerap menghadapi kesulitan. Namun, ia tetap berusaha membantu meskipun hanya sedikit.

“Ya pasti ada kesulitan, tapi saya membantu sebisanya. Misalnya untuk menyiapkan makanan untuk korban bencana, bantu rajang-rajang (potong-potong) cabai itu saja sudah sangat berguna bagi orang lain,” jelasnya.

Suwanto mengatakan, sangat bahagia dan bangga selama mengabdikan diri sebagai relawan bencana. Kebahagiaan tersebut karena bisa membantu orang lain, bangga karena meski kondisinya seperti itu, namun dirinya bisa tetap membantu.

“Saya saja yang begini bisa ikut bantu, maka untuk orang lain ayo kita bantu. Kalau kita membahagiakan orang lain, pasti orang lain akan membahagiakanmu,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan relawan bencana, Yayuk, dari penyandang disabilitas lain. Usianya 51 tahun dan sudah berkecimpung di dunia relawan bencana sejak bertahun-tahun lalu.

“Saya suka ketemu banyak orang, memberikan manfaat buat mereka. Apa sih hidup itu, dengan saya terjun ke daerah bencana, saya selalu merasa bersyukur,” ucapnya.

Biasanya, Yayuk dan kawan-kawan datang ke daerah bencana untuk membantu dapur umum. Mereka membantu memasak dan lainnya bagi korban bencana alam.

Baca Juga :   Rekam Pelanggaran Lalin, Polda Jateng Siap Operasikan Tilang Online

“Karena saya merasa hidup harus ada gunanya dan harus berguna bagi orang lain. Itu motto hidup saya, jadilah manusia yang berguna bagi orang lain, jadi saya memutuskan menjadi relawan,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang memimpin apel kesiapsiagaan bencana, begitu terharu melihat kawan-kawan difabel yang mengabdikan dirinya sebagai relawan. Menurutnya, mereka orang-orang hebat yang sangat menginspirasi.

“Saya terharu sekali, diantara relawan itu ada kelompok disabilitas. Hebat mereka, saya bangga melihat itu,” jelasnya.

Ganjar meminta agar Suwanto dan kawan-kawannya menggerakkan seluruh kekuatan komunitasnya untuk membantu. Sebab, jika terjadi bencana alam, merekalah yang tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri dan menyelamatkan penyandang disabilitas. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *