Suryamedia.id – Rangkaian banjir di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, khususnya di Demak terjadi karena intensitas hujan ekstrem. Pemerintah memang telah menutup tanggul jebol penyebab banjir, namun pencegahan tetap harus dilakukan untuk mencegah curah hujan tinggi.
Salah satunya dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), TMC bertujuan menggeser hujan ke arah laut.
“Kita harapkan yang kedua awan di atas juga telah dilakukan TMC sehingga bisa digeser ke arah laut. Ini juga akan sangat mengurangi hujan yang ada di Kabupaten Demak dan sekitarnya,” terang Joko Widodo pada Jumat, (22/3/2024).
Sebagai informasi, hujan deras telah mengguyur Demak sejak awal bulan Ramadan 2024 yang lalu. Curah hujan di atas normal yang terjadi terus-menerus membuat sungai meluap hingga 6 tanggul jebol.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya meninjau korban banjir Demak mengatakan bahwa hujan ekstrem di Demak telah mencapai 234 milimeter, sementara hujan sudah bisa dikatakan ektrem di angka 150 milimeter.
“Ya ini memang hujannya sangat ekstrem, karena hujan ekstrem itu 150 milimeter yang di sini sudah 238 milimeter. Sangat ekstrem sekali, sehingga tanggul yang ada tidak muat dan menggerus dan jebol tanggulnya,” jelasnya.
Sekitar 89 desa di 11 kecamatan terdampak banjir. 11 kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Demak, Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Wonosalam, dan Kecamatan Mranggen.
Ada pula Kecamatan Karangawen, Kecamatan Guntur, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Gajah, serta Kecamatan Dempet.
Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, tinggi air yang merendam 11 Kecamatan tersebut sempat berkisar antara 30-80 cm. (*)
