Suryamedia.id – Waspadai kadar kolesterol jahat dalam tubuh dapat meningkatkan risiko demensia.
Hal ini berdasarkan studi kohort nasional di Korea Selatanyang diterbitkan di Scientific Reports.
Di mana dalam studi kohort tersebut, meneliti hubungan antara kadar kolesterol, dan resiko demensia pada kehadiran diabetes dan penggunaan statin.
Para peneliti mengevaluasi data Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea yang mencakup 6.883.494 orang. Semua individu dalam penelitian ini telah menjalani pemeriksaan kesehatan pada tahun 2009, dan berusia 40 tahun atau lebih.
“Diantara data tersebut peneliti menemukan 4 persen dari kohort mengembangkan demensia. Mereka yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi menunjukkan risiko demensia paling besar,” ungkap studi itu seperti dilansir dari laman EatThis, Jumat (22/12/2022).
Dalam penelitian ini, tidak hanya kadar kolesterol jahat yang menyebabkan demensia. Namun juga dengan mengonsumsi obat statin atau obat penurun kolesterol, yang ternyata bisa menyebabkan demensia.
Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia menggunakan obat statin untuk kesehatan jantung.
“Kolesterol yang tinggi memiliki keterkaitan dengan pengembangan demensia vaskular dan alzheimer, dua bentuk paling umum dari penyakit yang melemahkan ini,” jelas ahli gizi dan nutrisi, Kelsey Lorencz.
Tidak hanya kadar LDL, studi lain pada Maret 2022 menyebut kadar HDL yang rendah juga menyebabkan demensia.
“Kolesterol HDL yang rendah, trigliserida dan kadar glukosa yang tinggi dapat meningkatkan risiko demensia di kemudian hari. Peningkatan HDL sebesar 15 poin antara usia 35 dan 50 tahun, dapat meningkatkan risiko tersebut,” kata Lorencz.
Selain itu, menderita diabetes terutama tipe 2 juga dapat meningkatkan kemungkinan penurunan kognitif.
“Diabetes tipe dua adalah faktor risiko demensia, terutama alzheimer. Kemungkinan besar karena hubungannya dengan penyakit jantung,” katanya lagi.
Kemudian untuk cara pencegahan, menurut Lorencz, bisa dengan menerapkan gaya hidup sehat.
“Makan makanan tinggi serat dan rendah makanan olahan, menjaga kesehatan jantung dan kadar gula darah, dan tidur dengan cukup. Selain itu, menjadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas harian dapat membuat perbedaan besar pada kesehatan otak dan jantung,” tambahnya. (*)