Suryamedia.id – Ide pembekuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), hingga merumahkan para pegawai jika tidak ada perbaikan terhadap kinerja lembaga tersebut, disebut bukan ide Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa.
Purbaya menyebutkan bahwa hal itu merupakan perintah dari atasan atau dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebutkan, ancaman tersebut ditujukan sebagai ‘cambuk’ agar selama setahun ini, lembaga tersebut benar-benar membenahi kinerja.
“Kita kasih waktu setahun untuk betulin, kalau enggak, 16 ribu pegawai kita rumahkan. Bukan (perintah) dari saya tuh, dari bos di atas,” kata Purbaya, Kamis (11/12/2025), dikutip Detik.
“Jadi saya pakai itu untuk pecut Bea Cukai supaya bekerja lebih baik untuk perbaiki kinerjanya, supaya kita tidak perlu lagi menyerahkan ke asing, masa negara kita nggak mampu,” lanjutnya.
Sementara itu, jika hasil tersebut tidak tercapai, pihaknya siap merekrut perusahaan Swiss Suisse Generale Surveillance (SGS3) untuk menjalankan tugas bea cukai. Metode ini sebenarnya telah dilakukan di era Presiden RI ke-2 Soeharto.
Sementara itu, latar belakang pembenahan lembaga bea cukai disebabkan adanya banyak temuan kebocoran dalam pelayanan dan pengawasan ekspor. Purbaya menceritakan temuannya tersebut ketika sidak ke pelabuhan.
“Saya pernah ke pelabuhan kan, cek barang, di situ tertulis cuma US$7, di toko online harganya lebih mahal. Dari situ ketahuan ini harganya beda, kenapa bisa begini? Kok bisa murah? Mereka lihat-lihatan. Jadi mereka masih main,” ungkapnya.
“Jadi setahun ke depan, saya akan betulin Bea Cukai sehingga nggak ada barang-barang selundupan dari China yang ilegal,” pungkasnya. (*)












