Jembatan Darurat Dibangun di Agam Sumbar Demi Percepat Penyaluran Bantuan

Suryamedia.id – Satgas Penanggulangan Bencana Alam Kodaeral II berfokus pada pemulihan akses vital masyarakat yang terputus akibat banjir dan tanah longsor di Agam, Sumatera Barat. Kali ini TNI AL membangun jembatan darurat guna upaya pendistribusian bantuan ke Nagari V Jorong.

“Kegiatan ini meliputi pembuatan jembatan darurat di daerah Masang – Labuan (Tiku) untuk membuka kembali isolasi wilayah, serta melaksanakan distribusi logistik,” kata Komandan Tim Satgas Lettu Mar Khaelani Alfian, Rabu (10/12/2025), dikutip Kompas.

Personel Satgas yang dikerahkan sejak Selasa (9/12/2025) merupakanpara prajurit dari Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) II Padang. Pembangunan jembatan darurat di wilayah tersebut diharapkan bisa mempercepat pemulihan kondisi pascabencana.

Pihaknya memastikan kondisi tetap aman terkendali, dan petugas dibekali dengan perlengkapan yang cukup. Mereka didukung material angkutan dan perlengkapan SAR (Search and Rescue), seperti satu unit truk, satu unit perahu karet, dan sejumlah alat komunikasi lapangan.

“Situasi di daerah operasi dilaporkan aman dan terkendali. Kehadiran prajurit TNI AL di tengah masyarakat ini diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan pascabencana dan meringankan beban warga,” tegas dia.

Baca Juga :   Pasca Bencana di Sumatera, SPPG yang Masih Aktif Jadi Dapur Umum

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya menyampaikan bahwa korban tewas akibat bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), bertambah menjadi 964 orang.

“Pada hari ini bertambah tiga, total korban meninggal dunia 964 orang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (9/12/2025).

Pihaknya menyebut terus melakukan update terkait kondisi di daerah-daerah terdampak. Selain itu, ada beberapa data korban tewas yang dicoret dari daftar karena jenazah tersebut ternyata merupakan jenazah yang telah dimakamkan sebelum terjadi bencana.

“Jadi, ada beberapa korban di tiga kabupaten yang setelah diidentifikasi ternyata korban yang sudah meninggal sebelum terjadinya bencana, yang tercatat dikebumikan di kawasan terdampak banjir. Ini kemudian kami keluarkan dari data sehingga ada beberapa kali koreksi data,” jelasnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *