Suryamedia.id – Joko Pinurbo merupakan salah satu sastrawan Indonesia yang melahirkan banyak karya berupa puisi-puisi yang menyentuh hati. Sastrawan kelahiran 1962 di Sukabumi ini telah menunjukkan bakatnya di bidang sastra sejak SMA.
Sepanjang karirnya, Joko Pinurbo juga sudah banyak meraih banyak penghargaan. Di antaranya, Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Sih Award (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2001, 2012), Penghargaan Sastra Badan Bahasa (2002, 2014), Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015), dan South East Asian (SEA) Write Award (2014).
Jika penasaran dengan karya-karya Joko Pinurbo, simak beberapa buku karangan sang penyair berikut ini.
Celana
Buku Celana didominasi dengan kumpulan puisi yang sederhana namun bermakna. Penulisannya pun cenderung nyeleneh dan berselera humor. Terdapat 44 sajak karya Joko Pinurbo dalam satu buku yang menggambarkan perjuangan, demonstrasi, aktivis-aktivis yang hilang, dan kebebasan menyuarakan pendapat.
Kepada Cium
Buku Kepada Cium mengisahkan peristiwa-peristiwa yang kecil dan sederhana, namun membuat pembaca bisa berimajinasi dengan liar dan mengembara. Joko Pinurbo seolah mengajak untuk menyelami hubungan manusia dengan dunia, baik secara internal maupun dunia sekitar.
Perjamuan Khong Guan
Dari judulnya sudah membuat penasaran. Dalam Perjamuan Khong Guan, Joko Pinurbo menuliskan keresahannya tentang kehidupan sosial dan beragama di Indonesia. Masih disampaikan secara sederhana, namun makna tersirat dari puisi-puisinya cukup dalam dan penuh sindiran.
Kekasihku
Buku kumpulan puisi karya Joko Pinurbo lainnya adalah Kekasihku. Buku ini cenderung mengangkat tema keluarga, dan hubungan antara ibu dan anak. Kata-kata yang yang rangkai oleh Joko Pinurbo menyiratkan kehalusan yang menyentuh hati. Meski demikian, ada beberapa puisi yang disajikan dengan humor khasnya.
Surat Kopi
Surat Kopi ini mengantarkan Joko Pinurbo mendapatkan penghargaan ‘Kusala Sastra Khatulistiwa’ di tahun 2015. Ada 100 puisi yang tercantum di 180 lembar halaman buku. Surat Kopi menghadirkan gambaran tentang kehidupan seorang penyair yang sarat akan pergolakan rasa, hingga mereka yang rela hidup demi menyuarakan kebenaran tanpa pamrih berupa materi. (*)