Suryamedia.id – Tindakan Grace Natalie dan Isyana Bagoes Oka pada acara debat ketiga Capres dan Cawapres kemarin jadi sorotan. Pasalnya, politikus dari Partai Solidaritas Indonesia tersebut tampak menghampiri moderator debat saat jeda iklan berlangsung.
Menanggapi hal tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan bahwa tindakan tersebut seharusnya tidak dilakukan, karena dapat menimbulkan persepsi yang salah bagi penonton dan masyarakat.
“Ya mestinya enggak tepat ya, artinya walaupun mungkin saling kenal di antara mereka itu kan bisa menimbulkan persepsi yang tidak tepat,” kata Hasyim Asy’ari, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), dikutip dari CNN Indonesia.
Kemudian, lewat cuitan media sosial X, Grace Natalie mengungkapkan apa yang sebernarnya ia tanyakan kepada moderator saat jeda iklan berlangsung. Ia hendak mengajukan protes terkait perilaku pendukung salah satu Capres-Cawapres saat pasangan calon (paslon) lain berbicara.
“Pdukung salah satu paslon yg pakai jaket hijau syal merah putih mengacungkan tangan mereka tinggi2 berkali kali di saat ada paslon yg menjwb. Apakah ini dibolehkan, mengingat konsentransi para paslon bisa terganggu? Hal inilah yg sy & Isyana tanyakan ke moderator saat jeda iklan,” tulisnya lewat akun @grace_nat
Lebih lanjut, Hasyim menjelaskan bahwa ada aturan tertentu untuk melakukan protes saat debat. Sejak debat pertama, para tim kampanye sepakat untuk memberikan teguran kepada pendukung lewat Liason Officier (LO) atau perwakilan yang telah disiapkan.
Nantinya, pihak KPU juga akan menyatakan akan melakukan evaluasi terkait masalah yang muncul selama proses debat Capres dan Cawapres.
“Sebetulnya kan kesepakatan setelah debat pertama disepakati, katakanlah, untuk saling mengingatkan pendukung yang hadir di dalam ruang debat, disepakati masing-masing menyiapkan LO kan, untuk katakanlah mengingatkan atau mengendalikan pendukung yang hadir langsung di studio,” katanya, dikutip dari Liputan6.
“Ya nanti akan (menjadi) evaluasi,” imbuhnya. (*)