Suryamedia.id – Baru-baru ini, supermodel Bella Hadid memposting pesan terbuka lewat Instagramnya. Dalam pesan tersebut ia menyoroti situasi yang berlangsung di Palestina.
Lewat akun dengan 60,5 juta pengikut tersebut Bella menegaskan akan tetap vokal untuk menyerukan kemanusiaan melihat kondisi masyarakat Palestina, khususnya di jalur Gaza. Sementara, dirinya dan keluarga telah menerima ancaman pembunuhan dan doxing (penyebaran informasi pribadi).
“Saya menerima ratusan ancaman pembunuhan setiap hari, nomor telepon saya dibocorkan, dan keluarga saya merasa dalam bahaya. Tetapi saya tidak bisa dibungkam lebih lama lagi. Ketakutan bukanlah suatu pilihan. Rakyat dan anak-anak Palestina, khususnya di Gaza, tidak bisa membiarkan kita diam. Kami tidak berani, mereka berani,” tulisnya, dikutip dari Dazed.
Pihaknya juga menyayangkan tindakan serangan udara yang dijatuhkan secara brutal hingga membuat banyak korban berjatuhan, terutama anak-anak dan warga sipil yang tidak bersalah.
“Melihat dampak serangan udara di Gaza, saya berduka bersama semua ibu yang kehilangan anak-anak dan anak-anak yang menangis sendirian, semua ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, paman, bibi, teman yang hilang yang tidak akan pernah lagi hidup di bumi ini,” ungkap Bella Hadid.
“Saya mengutuk serangan teroris terhadap warga sipil, di mana pun. Saya percaya jauh di lubuk hati saya, bahwa tidak ada anak, tidak ada orang di mana pun, yang boleh diambil dari keluarganya baik untuk sementara atau selamanya. Hal ini berlaku bagi masyarakat Israel dan Palestina,” lanjutnya lagi.
Selain itu, dia juga menyoroti kebutuhan mendesak akan makanan, air dan bahan bakar di wilayah tersebut. Serta, menekankan bahwa perang memiliki hukum yang wajib ditegakan agar warga sipil tidak menanggung lebih banyak penderitaan.
“Perang mempunyai hukum yang harus ditegakkan, apa pun yang terjadi. Kita perlu terus menekan para pemimpin kita, dimanapun kita berada, untuk tidak melupakan kebutuhan mendesak rakyat Gaza, dan untuk memastikan bahwa warga sipil Palestina yang tidak bersalah tidak menjadi korban yang terlupakan dalam perang ini,” ungkapnya.
Baru-baru ini, pada 27 Oktober 2023 pemerintah Israel memblokade jalur Gaza, dikutip dari Suara Merdeka. Hal ini membuat beberapa bantuan sulit dialokasikan, termasuk bantuan dari beberapa organisasi dari PBB. (*)