Semarang, Suryamedia.id – Perkembangan teknologi terus berjalan dan semakin modern. Seperti halnya penggunaan kendaraan listrik yang sudah mulai menjamur di sejumlah negara.
Indonesia pun tak mau kalah, sejumlah inovasi kendaraan listrik ciptaan anak bangsa mulai diperkenalkan ke ranah publik.
Bahkan seringkali mampu menarik perhatian masyarakat dengan kehadiran kendaraan listrik ciptaan anak bangsa ini.
Seperti salah satunya becak listrik tanpa supir, yang diciptakan oleh dosen bersama dengan mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus).
Becak listrik tanpa supir ini diberi nama Becikku (Becak Listrik Kampus Udinus).
Koordinator Pameran Artificial Intelligence Kampus Udinus, Ari Heriyanto mengatakan, becak ini menggunakan aki sebagai sumber tenaga. Di bagian atas, terdapat pula solar panel untuk menambah tenaga pada aki tersebut.
Becak karya mahasiswa dan dosen tersebut bekerja secara otonom. Becak dioperasionalkan tanpa supir. Di bagian bawah, terdapat kamera untuk mendeteksi jalan yang harus dilalui.
“Becak ini bisa membawa empat penumpang tanpa ada supir. Ini sudah dilengkapi kamera sensor,” terang Ari, saat berada di Pameran Artificial Intelligence yang digelar Google bersama Pemerintah Kota Semarang, di Hotel Patra Semarang beberapa waktu lalu.
Ari membeberkan, Becikku ini rencananya akan dioperasionalkan di Kota Lama dengan kerja sama Pemerintah Kota Semarang.
Tak hanya, berkonsep kendaraan ramah lingkungan, uniknya, becak ini menggunakan teknologi modern. Becak tidak hanya dilengkapi kamera bawah, namun juga kamera depan untuk menangkap gambar gedung-gedung yang ada di Kota Lama. Kendaraan tersebut akan menampilkannya melalui layar yang terdapat di bagian depan kursi penumpang sekaligus menjelaksan melalui suara.
“Misalnya, ada Gereja Belenduk, Marabunta, akan diinformasikan ke penunpangnya melalui layar, sekaligus akan diberi suara. Gereja Belenduk dibuat tahun berapa, dan sebagainya,” jelasnya.
Adapun anggota tim pembuatan becak listrik diantaranya adalah Toriq Akbar Bagaskoro mengatakan bahwa sejauh ini kendaraan listrik tersebut memang belum diuji lebih lanjut berapa banyak tegangan listrik yang dibutuhkan untuk menempuh sekian kilometer. Namun, dari uji coba yang dilakukan, pihaknya menggunakan 62 volt untuk kemudi depan dan 24 volt untuk kontrol belakang.
“Itu sudah bisa untuk muter-muter lama saat uji coba, sekitar kampus Udinus, ke kampung-kampung. Turunnya sehari 1 volt,” jelasnya.
Toriq juga mengatakan bahwa Becikku menggunakan sensor untuk mengetahui keberadaan benda di sekitarnya. (*)