Pati, Suryamedia.id – Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Banyak komoditas yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok bagi masyarakat seperti jagung, umbi atau ketela, sagu, padi, hingga gandum.
Sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan makanan pokok nasi. Sehingga padi pun menjadi komoditas yang paling diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Pemerintah bahkan harus melakukan impor demi mengamankan ketersediaan stok beras di Indonesia.
Padahal, jika ada diversifikasi pangan, impor bisa saja dikurangi atau bahkan tidak dilakukan.
Diversifikasi pangan sendiri merupakan usaha untuk mengajak masyarakat mengonsumsi makanan pokok yang berbeda, agar tidak terfokus hanya pada satu jenis saja.
Salah satu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati juga menyoroti masalah ini. Mengenai diversifikasi pangan, ia berharap bisa dimulai dari desa.
“Harapan ke depan desa mempunyai diversifikasi pangan,” ujar Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati tersebut.
Penerapan diversifikasi pangan diharapkan bisa membuat desa mandiri secara pangan. Jika hal ini diterapkan di semua desa, maka bukan hal yang mustahil jika ke depan Indonesia tak lagi melakukan impor.
“Sehingga bisa mandiri,” ujar Sukarno kepada tim Suryamedia.id.
Untuk mewujudkan hal ini, maka masyarakat perlu mengubah pola pikir bahwa beras bukanlah satu-satunya sumber pangan yang bisa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. (adv)












