Bantuan PLTS di Ponpes Mampu Hemat Hingga 40 Persen Biaya Listrik

Banjarnegara, Suryamedia.id – Bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pondok pesantren (ponpes) mampu menghemat hingga 40 persen biaya listrik.

Hal itu pun mulai dirasakan di salah satu pondok pesantren Tanbihul Ghofilin, Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang, Banjarnegara.

Bantuan PLTS yang mulai dikerjakan September 2022 itu sudah bisa beroperasi. Kini, Ponpes yang diasuh oleh KH Muhammad Hamzah Hasan itu mampu berhemat 40 persen biaya kebutuhan listrik per bulan.

Berdasarkan keterangan dari Ketua Ponpes Tanbihul Ghofilin, Ahmad Muhid Dwi menuturkan bahwa bantuan PLTS tersebut dipasang di struktur bangunan rooftop aliran listrik yang tinggi, dan dapat menghasilkan daya 10.000 Kwh.

Kemudian, daya listrik yang dihasilkan digunakan untuk kebutuhan air bagi kegiatan para santri.

“Kami gunakan untuk penyaluran air, seperti pompa-pompa, karena di sini banyak sumber air yang kita sedot ke atas untuk kebutuhan air bagi santri,” ujarnya, Rabu (12/10/2022).

Kebutuhan air, kata Muhid, sangat penting bagi kegiatan para santri. Mulai dari wudhu, mandi, dan sebagainya. Apalagi, saat ini jumlah santri putra dan putri di Ponpes Tanbihul Ghofilin mencapai 2.384 orang.

Baca Juga :   Pengoplos Minyak Goreng Curah dalam Kemasan di Banjarnegara Diringkus Polisi

“Tanah di sini kan tidak rata. Jadi asrama santri di atas, tapi kegiatannya di bawah. Jadi, adanya daya listrik ini bermanfaat untuk pompa penyalur air,” lanjutnya.

“Satu bulan biasanya pembayaran yang harus kita topang Rp2,4 juta sampai Rp2,6 juta. Sejak ada PLTS, kami hanya membayar Rp1,2 juta, dan kalau cuaca terang hanya Rp1,1 juta juga sudah pernah,” paparnya.

Ditambahkan, dari hasil berhemat biaya listrik tersebut, Ponpes Tanhibul Ghofilin mampu menyisihkan hingga Rp20 juta per tahun.

“Jadi selama satu tahun setidaknya memberikan donasi ke Ponpes minimal Rp10 juta sampai Rp20 juta. Ini sangat ada pengiritan anggaran sebesar 40 persen. Ini merupakan kepedulian Pemprov terhadap pendidikan pesantren,” imbuhnya.

Sebagai informasi, upaya Provinsi Jawa Tengah dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) menjadi percontohan di tingkat nasional. Terbukti, secara khusus, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diundang oleh Institute for Essential Services Reform (IESR), sebagai salah satu co-chair Civil20 (C20 Indonesia), untuk sharing keberhasilan pengembangan EBT dalam rangkaian acara G20 side event dan Energy Transition Working Group (ETWG) Meeting di Bali, Selasa (30/8/2022).

Baca Juga :   Produk UKM Jateng Berpeluang Dipasarkan di Jepang

Berdasarkan catatan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, pada 2021 sudah terbangun 995 kWp PLTS di Jawa Tengah, terdiri dari alokaso APBN 881 kWp, serta APBD provinsi dan kabupaten 114 kWp. Jumlah tersebut akan bertambah dengan sedang dibangunnya PLTS atap pada kawasan UMKM dan pondok pesantren.  (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *