Suryamedia.id – Visual hierarki merupakan pengetahuan yang penting dimiliki dalam bidang desain. Membuat karya desain yang menarik dan enak untuk dilihat terkadang tidaklah mudah. Seseorang harus memiliki kepekaan dan selera yang baik pula untuk bisa menciptakan desain yang bisa diterima dengan baik oleh publik.
Selain hal itu, seseorang juga perlu memperhatikan visual hierarki desain jika ingin menciptakan karya yang bagus.
Visual hierarki sendiri berarti tata letak atau layout dari elemen suatu desain, di mana sesuatu yang penting dalam desain perlu untuk lebih ditonjolkan dan diperlihatkan dibandingkan dengan elemen lain yang kurang penting.
Hal ini berarti, saat seseorang melihat hasil desain Anda, maka orang tersebut akan langsung memahami hal utama yang ingin Anda sampaikan.
Apabila desain Anda adalah berupa promosi, maka dengan visual hierarki seseorang mampu menangkap info yang ada dalam desain tersebut, yang kemudian mendorongnya untuk melakukan aksi selanjutnya. Misalkan saja pembelian.
Visual hierarki ini sebenarnya tidak hanya berlaku pada karya desain grafis, namun juga aplikasi, tampilan website, poster, dan juga flyer.
Secara lebih lengkap prinsip visual hierarki terdiri dari hal-hal berikut ini.
Pertama, ukuran dan skala elemen. Informasi atau elemen yang penting perlu ditampilkan dengan ukuran yang lebih besar. Sebagaimana pada umumnya orang, yang akan lebih dulu menyadari atau melihat gambar berukuran besar.
Selain itu, audience juga akan lebih terbantu untuk mendapatkan informasi utama dari karya Anda dengan melihat yang dominan.
Kedua, pilihan warna dan kontras. Selain ukuran, hal yang memudahkan audience untuk menangkap informasi utama adalah pilihan warna dan kontras yang digunakan.
Pilihan warna dan kontras juga akan mempengaruhi apakah sebuah elemen akan dibuat menonjol atau tidak.
Warna-warna hangat seperti kuning, merah, akan lebih menonjol jika dipadukan dengan warna-warna latar yang gelap.
Penggunaan warna juga biasanya mempengaruhi citra atau mood dari desain yang ditampilkan. Seseorang desainer juga perlu memperhatikan keserasian warna yang dipakai agar desain yang dihasilkan pun enak dipandang mata.
Ketiga, penggunaan typografi. Typografi berkaitan dengan penggunaan font adan ukuran tulisan. Penggunaan font yang berbeda pada informasi utama biasanya akan memberikan sentuhan yang lebih menonjol.
Oleh karena itu, dalam setiap karya, pastikan Anda menggunakan font dan ukuran yang tepat.
Keempat, ruang kosong. Ruang kosong terkadang juga diperlukan untuk membuat informasi Anda terlihat dan terfokus. Namun jika terlalu kosong juga akan membuat desain Anda membosankan. Jadi, Anda harus pandai menyisakan ruang kosong yang pas.
Kelima, pola membaca. Ada pola membaca F dan Z yang perlu Anda ketahui. Pola F merupakan pola membaca pada umumnya yang kita gunakan. Yaitu dari kiri ke kanan, kemudian kebawah.
Sedangkan pola Z adalah pola yang biasa dipakai untuk laman yang banyak menampilkan gambar-gambar.
Umumnya, orang akan memproses gambar lebih cepat dibandingkan dengan tulisan. Sehingga gambar biasanya diletakkan di bagian atas. Karena umunya orang akan melihat bagian atas, ke kanan. Kemudian secara diagonal ke kiri bawah. Itulah mengapa pola ini disebut pola Z.
Keenam, kedekatan. Jarak antar elemen juga mempengaruhi hasil desain dan informasi yang disampaikan. Elemen yang diletakkan dekat, menandakan bahwa elemen tersebut berhubungan.
Ketujuh, rule of third. Prinsip ini biasa juga dipakai oleh fotografer. Di mana sebelum memotret sesuatu, ia akan membagi objeknya menjadi tiga bagian.
Hal ini akan membuat desain menjadi lebih baik, jika dibandingkan dengan hanya meletakkan objek di tengah.
Itulah prinsip visual hierarki dalam membuat desain karya. Mengetahui hal tersebut akan membuat desain Anda menjadi lebih baik dan berpengaruh bagi audience Anda. (*)