Dinkes Semarang Percepat Vaksinasi Booster

Semarang, Suryamedia.id – Sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 varian Omicron, Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Semarang melakukan percepatan vaksinasi booster.

Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, berdasarkan arahan dari Kementerian Kesehatan, jika ditemukan kasus Omicron di kabupaten/kota, maka percepatan vaksinasi booster harus segera dilakukan.

Dia menyebutkan, terdapat 250 ribu sasaran yang ditargerkan mendapat vaksin booster pada Januari ini. Jumlah sasaran di Kota Semarang akan semakin meningkat, mengingat pemberian dosis pertama (V1) dan dosis kedua (V2) sudah cukup banyak.

“Februari ada 350 ribu, Maret 500 ribu kuota untuk vaksin booster. April sudah 1 juta lebih,” sambungnya.

Pihaknya juga menyiapkan tiga jenis vaksin booster yaitu Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna. Sedangkan, jenis vaksin Sinovac saat ini khusus untuk V2 anak usia 6 – 11 tahun.

“Tinggal dilihat dari link Victori. Sekian banyak faskes, kami siapkan kuotanya berapa, jenis vaksin apa, bisa terlihat. Kami up juga flyer kepada maayarakat tentang booster,” terangnya.

Dinkes juga tengah menyiapkan mekanisme bagi warga luar kota atau luar negeri yang ingin vaksinasi booster di Kota Semarang.

Baca Juga :   Kasus Positif Covid-19 Naik 30 Persen di Kota Semarang

Hakam mengaku, sedang menyiapkan fitur pendaftaran di Victori. Nantinya, masyarakat yang melakukan V1 dan V2 di luar kota atau luar negeri bisa melakukan booster di Kota Semarang.

Di sisi lain, pihaknya juga masih fokus melakukan V2 bagi anak usia 6 – 12 tahun, sekaligus V1 bagi yang belum mengikuti. Pasalnya, masih ada beberapa anak yang belum divaksin karena berbagai alasan, misalnya sakit, pergi bersama orang tua ke luar kota, atau masih takut divaksin. Dia menyebutkan, terdapat sekitar 10 ribu sasaran yang belum divaksin.

“Kami terus edukasi sambil melakukan booster. Setiap hari kami lakukan vaksinasi sebanyak 20 ribu sasaran baik V1, V2, dan V3. Mudah-mudahan awal Februari kami bisa full booster,” sebutnya.

Sejauh ini, dia mencatat, tidak ada warga yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berarti. Hanya saja, terdapat beberapa orang yang mengalami demam usai divaksin booster. Hal tersebut dinilai masih wajar.

“Saat diberi V1 Sinovac aman, V2 Sinovac aman, V3 Astrazeneca dosis separo ternyata demam. Memang yang namanya efek samping vaksin tidak semua tubuh manusia sama. Sebagian besar tidak mengalami, sebagian kecil semlenget. Itu wajar karena jenis vaksin yang dimasukan berbeda, heterolog, Sinovac-Sinovac-Astrazeneca,” jelas Hakam.

Baca Juga :   Hendi Targetkan Raih Medali di Cabor Baru Porprov Jateng 2022

Pihaknya tentu melakukan skrining terlebih dahulu sebelum dilakukan vaksinasi, untuk meminimalisir terjadinya KIPI. Jika sasaran belum bisa mendapatkan suntikan vaksinasi, petugas akan menunda pemberian vaksin, misalnya karena memiliki komorbid, tensi darah tinggi, maupun kadar gula tinggi.

“Itu harus konsultasi dengan dokter spesialis. Tubuh seseorang itu beda. Kadang, sama-sama tensi tinggi, satu orang demam, satu tidak. Itu tergantung dari seminggu sebelum dia melakukan vaksinasi, disiplin prokes jadi kunci utama,” ter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *