Pekalongan, Suryamedia.id – Sebagai langkah untuk mempertahankan eksistensi becak di tengah pesatnya moda transportasi seperti ojek online hingga mobil, dinas perhubungan (Dinhub) mempercantik becak-becak yang ada di kota Pekalongan.
Hal tersebut dilakukan untuk tetap menjaga keberadaan angkutan ramah lingkungan, serta menarik minat para penumpang untuk memakai jasa transportasi becak.
Selain itu, becak-becak tersebut juga diberi jok baru yang bertuliskan “Yuk Numpak Becak”, serta diberikan hiasan motif batik kota Pekalongan di bagian sisi sampingnya.
Kasi Angkutan dan Terminal pada Dinas Perhubungan Kota Pekalongan, Didik Supriyadi, menyebutkan, terdapat 100 becak yang ditargetkan untuk dilakukan pengecatan, guna mempercantik moda transportasi beroda tiga tersebut.
“Untuk pengecatan becak bermotif batik ini masuk dalam pembinaan dan pemeliharaan angkutan tidak bermotor oleh Dishub Kota Pekalongan dan target 100 becak untuk tahun ini,” kata Didik, Jumat(22/10/2021).
Selain sebagai langkah untuk melestarikan becak, program tersebut juga bertujuan untuk mendukung pariwisata yang ada di kota Pekalongan.
Ia pun berharap, dengan adanya inovasi ini, para wisatawan mau menggunakan becak saat berkunjung di kota Batik ini.
“Kami percantik becak-becak para pengayuh becak untuk daya tarik wisata. Sehingga, sebagai insan perhubungan, kami berharap becak-becak ini bisa digunakan wisatawan yang berkunjung di Kota Pekalongan. Salah satunya dengan menikmati sensasi makan makanan khas Kota Pekalongan diatas becak pada sore atau malam hari,” harap Didik.
Ahmad Zaenuri, penarik becak asal Kelurahan Kandang Panjang mengaku senang dan menyambut baik adanya program pengecatan becak tersebut.
“Alhamdulillah kami senang sekali masih diperhatikan. Becak kami jadi bagus. Program ini juga gratis, tanpa dipungut sepeser pun, kami juga mendapat makan dan juga diberi pesangon. Kami merasa bersyukur, di tengah persaingan dengan angkutan online membuat penghasilan kami semakin tak menentu. Kami berharap, semoga pemerintah bisa terus memperhatikan kami,” pungkas Zaenuri. (*)