Rembang, Suryamedia.id – Kebijakan Jateng di Rumah Saja meski sudah berlalu namun dampaknya masih dirasakan oleh masyarakat. Khususnya bagi pedagang beras di komplek pasar Rembang kota.
Dalam gerakan Jateng di Rumah Saja yang berlangsung selama dua hari sebelumnya disebutkan agar warga tidak melakukan aktivitas luar.
Pedagang mengaku kondisi pasar sepi meskipun kebijakan Bupati Rembang Abdul Hafidz memperbolehkan pedagang bahan pokok di pasar masih boleh buka.
Preti, pemilik toko beras HB Putra, mengaku penjualan beras yang dirasakan masih sepi. Terutama dampak dari Jateng di Rumah Saja selama dua hari yang berlangsung.
“Sepi mas,” ungkap Preti saat menjelaskan kondisi hari ini, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: Peduli Lingkungan, BSI Rembang Buka Bank Sampah
Akan tetap selain pengaruh gerakan Jateng di Rumah Saja, ia mengaku kebijakan bantuan program keluarga harapan (PKH) juga menjadi sebab pembeli beras sepi. Hal ini ditambah sejumlah warung makan yang memilih tutup turut menjadi faktor penurunan permintaan beras.
“Terus (beras) PKH suka keluar, jadi banyak pedagang yang gak beli beras. Terus warung-warung makan pada tutup,” imbuhnya.
Preti mengungkapkan angka penurunan permintaan beras dapat dihitung dari rentang waktu pembelian oleh pelanggan. Jika biasanya pelanggan beras miliknya membeli hanya dalam rentang waktu seminggu, kini beberapa meminta beras darinya seminggu lebih.
“Kurangnya lumayan. Sampai 1 minggu. Biasanya 4 kwintal per minggu. Kini itu lebih 2 minggu per pelanggan,” tambahnya.
Sedangkan untuk hari ini, komoditas beras yang dijual di Rembang mengalami kenaikan Rp100 per dari harga awal penjualan dari kisaran Rp9.400 kini menjadi Rp9.500. (*)
Baca juga: Rembang Geger Fenomena Tanah Bergerak di Bantaran Sungai Desa Landoh
Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul ‘Dampak Jateng di Rumah Saja dan PKH, Permintaan Beras Menurun‘.