Pati, Suryamedia.id – Nasib nelayan di Kabupaten Pati semakin memprihatinkan. Pasalnya, usai kenaikan Bahan Bakar Minya (BBM), beban nelayan semakin bertambah. Bahkan ada nelayan yang rela berhutang demi bisa melaut.
“Sebenarnya dampaknya kita membeli solar itu nggak kuat, kita sampai mencari vender, mencari yang mau menghutangi untuk keperluan pembelian solar. Adanya vender itu kita tertolong bisa memberangkatkan kapal. Hasil tangkapannya kita belum tahu nantinya,” ujar Mukid selaku Ketua Barisan Muda Nelayan Juwana pada September lalu.
Meskipun pemerintah telah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM kepada para nelayan terdampak, namun Mukid menilai bantuan yang diberikan masih belum merata.
“Harapannya bantuan ini disalurkan agar lebih merata kepada nelayan kapal-kapal besar juga. Pemerintah jalan, kita nelayan juga mendapatkan hasil,” ujarnya.
Di lain sisi, nelayan yang berhasil melaut juga menghadapi masalah lagi. Pasalnya, harga jual ikan juga belum stabil. Hal ini tentu tidak sejalan dengan beban yang ditanggung nelayan saat melaut.
Hal ini pun mendapat perhatian dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Suriyanto.
Ia mengkritik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati yang dinilai belum bisa menstabilkan nilai harga jual ikan.
“Seharusnya Pemerintah ini harus tahu, bahwa kalau nilai BBM naik nilai ikan juga harus ikut naik. Lah pemerintah belum bisa menstabilkan harga nilai jual ikan ini,” ujar Anggota Komisi B DPRD Pati tersebut. (Adv)
|Editor: Agriantika Fallent