Soal Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia, Masih Mahal

Suryamedia.id – Baru-baru ini, pemerintah Indonesia mengungkapkan rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Meski demikian, dana untuk pembangunan tersebut dinilai masih mahal.

Hal ini diungkapkan oleh pendiri Microsoft dan filantropis asal Amerika Serikat Bill Gates saat melakukan kunjungan ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025). Ia menyebut bahwa negara harus bisa menyediakan sumber energi listrik yang murah.

“Jadi mereka (reaktor nuklir) agak rumit, jadi biasanya mahal. Jadi saya berpikir, ini sangat sulit untuk memulai dengan desain baru, tapi itu akan menjadi manfaat yang besar,” ujar Gates, dikutip CNN Indonesia.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa beberapa negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis, dan Inggris juga memiliki keinginan untuk menggunakan energi nuklir. Namun, pembangunan reaktor-rektor tersebut membutuhkan biaya yang tak sedikit.

Terlebih, saat ini, dunia sedang berada di tengah ancaman perubahan iklim.

“Tempat seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis, Inggris, mereka memiliki rencana dan keinginan menggunakan energi nuklir, tapi sekarang, reaktor-reaktor tersebut mahal,” lanjutnya.

Baca Juga :   Pria Dikubur Hidup-Hidup Lantaran Diduga Hendak Mencuri Sayur

Sebelumnya, Bill Gates sempat mendirikan TerraPower pada tahun 2006 yang berfokus pada pengembangan reaktor nuklir, terutama reaktor Natrium. Namun, pengerjaan proyek itu ternyata lebih lama dari perkiraan.

Perusahaan tersebut juga sempat bekerja sama dengan perusahaan China untuk mengembangkan reaktor nuklir murah. Namun, proyek itu terhambat lantaran aturan baru Pemerintah Amerika Serikat (AS). Saat ini, Gates dan TerraPower melanjutkan pengembangan reaktor itu di AS.

“Jadi pada tahun 2030, reaktor pertama akan dimulai, dan sepanjang dekade itu, kami berharap untuk membangun lebih dari 30 gigawatt dari reaktor,” ujar Gates.

Sebelumnya, Indonesia disebut akan melakukan ekspansi besar-besaran di sektor energi baru terbarukan (EBT), yakni dengan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 10 giga watt (GW) dengan kontrak pengembangannya dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

“Banyak kontrak akan dalam lima tahun ke depan, terutama (kontrak) nuklir karena jangka waktunya panjang,” kata Utusan Khusus Presiden Energi dan Lingkungan, Hashim Djojohadikusumo, Jumat (2/5/2025) kepada Reuters di New York.

Baca Juga :   Pendekatan One Health, Upaya Cegah Penyebaran Penyakit Zoonosis

Selain itu, Indonesia juga berencana akan menambah kapasitas listrik sebesar 103 GW pada tahun 2040. Rinciannya, 75 GW berasal dari tenaga surya, angin, panas bumi, dan biomassa, kemudian 10 GW dari energi nuklir, dan 18 GW dari gas. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *