Menkes Tanyakan Soal Anggaran Kemenkes Lebih Sedikit Dibanding Kemendikbud

Suryamedia.id – Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin bertanya-tanya soal anggaran untuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang lebih sedikit dibandingkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Hal tersebut diungkapkannya pada acara peluncuran Fakultas Kedokteran Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Sleman, DIY, Rabu (4/9/2024) yang lalu. Menurutnya, baik Kemenkes maupun Kemendikbud memiliki tugas penting, namun tetap harus ada pertimbangan soal prioritasnya.

“Saya suka berargumentasi, sehat itu duluan dari pinter. Bukan karena menteri kesehatan, saya suka bilang, ‘Pak Presiden (Joko Widodo), kenapa kalau mobilnya Pak Nadiem (Mendikbudristek, Nadiem Makarim) RI 27, mobilnya Budi Sadikin RI 28, maksudnya bapak? Kebalik pak, harusnya kesehatan duluan di depan,” kata Budi.

“Kenapa anggaran pendidikan itu lebih besar dari anggaran kesehatan, harusnya dibalik, pak,” ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Kemenkes memiliki tanggung jawab kepada masyarakat sejak usia dalam kandungan, misalnya terkait masalah gizi untuk mengantisipasi stunting sejak dini. Sementara itu, Kemendikbud mengurusi pendidikan anak sejak usia 4 tahun sampai selesai tingkat pendidikan.

Baca Juga :   Kemenkes Pastikan Vaksin Mpox Aman dan Disetujui WHO

“Menteri pendidikan itu kerjanya dia bikin program pemerintah pada saat anaknya udah usia empat tahun, bikin program PAUD, gitu segala macam,” ujarnya.

“Dan mohon maaf pak, yang namanya menteri pendidikan itu hanya ngurusin yang bersangkutan sampai pada usia 19, 22 tahun, ya kalau diambil dokter, dokter spesialis, Phd 30, 40 tahun. Kalau menteri kesehatan ngurusnya sampai wafat, Pak. Jadi kan harusnya lebih penting karena lebih banyak (tugasnya),” lanjut Budi.

Ia juga menekankan bahwa baik sektor kesehatan maupun pendidikan sama pentingnya. Pasalnya, kedua hal ini menjadi faktor pendukung Indonesia Emas dan Negara Maju.

Diperkirakan, Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada 2030, yakni dimana usia produktif lebih banyak dibandingkan usia non-produktif. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *