Suryamedia.id – Saat banjir, masyarakat perlu waspada dengan beberapa penyakit yang datang bersamaan dengan musibah tersebut. Beberapa penyakit seperti kulit, demam, hingga diare mungkin sudah membuat masyarakat berjaga-jaga dan menyiapkan langkah preventif.
Namun, ada satu risiko penyakit lagi yang wajib diwaspadai oleh masyarakat saat banjir, yakni leptospirosis. Apa itu penyakit Leptospirosis? Simak penjelasan berikut ini!
Apa itu Leptospirosis?
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus yang terinfeksi bakteri Lestospira.
Bakteri tersebut masuk ke kulit lewat luka/lecet terbuka pada saat kontak dengan banjir atau genangan air sungai, sawah, selokan hingga lumpur. Bersumber dari CNN Indonesia, ada beberapa hewan selain tikus yang dapat membawa bakteri Lestospira, termasuk babi, kuda, anjing, serta beberapa hewan ternak dan pengerat lainnya.
Bakteri ini banyak berkembang di negara tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Iklim yang panas dan lembap bisa membuat bakteri Leptospira bertahan hidup lebih lama.
Faktor Risiko dan cara pencegahan
Mengutip laman Alodokter, penyakit Leptospirosis juga rentan dialami oleh seseorang yang memiliki pekerjaan di luar ruangan (pekerja tambang, petani, atau nelayan), sering berinteraksi dengan hewan (peternak, dokter hewan, atau pemilik hewan peliharaan) dan bekerja di tempat yang terkait dengan saluran pembuangan dan selokan.
Penyakit ini bisa dideteksi melalui gejala-gejala seperti demam, tubuh lemah, mata merah, kulit menguning, sakit kepala, dan nyeri otot pada betis.
Lebih lanjut, untuk mencegah infeksi bakteri ini, disarankan untuk selalu menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah/selokan. Selain itu, jangan lupa cuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas. (*)