Kue Keranjang Jadi Sajian Wajib Saat Imlek, Ternyata Ini Maknanya

Suryamedia.id – Ada salah satu makanan yang tidak pernah ketinggalan di perayaan Imlek setiap tahunnya. Jenis makanan tersebut adalah kue keranjang atau juga sering disebut sebagai dodol cina. Kue ini disebut dengan nama ‘nian gao’ dalam bahasa China atau ‘ti kwe’ dalam dialek Hokkien.

Ternyata, terdapat makna sendiri mengapa kue keranjang selalu ada dalam perayaan tahun baru China. Masyarakat Tionghoa menganggap bahwa jajanan tradisional tersebut melambangkan keberuntungan, sehingga cocok disajikan saat perayaan Imlek.

Benarkah demikian? Simak penjelasannya berikut ini!

Makna kue keranjang

Kue keranjang atau ‘nian gao’ berasal dari kata ‘nian’ yang berarti lengket. ‘Nian’ juga memiliki vokal yang sama dengan kata ‘年’ yang berarti tahun. Sementara itu, ‘gao’ mengartikan kue. Dengan demikian, ‘nian gao’ diartikan sebagai kue yang lengket atau kue tahunan.

Kue keranjang ini dibuat dengan tepung ketan dan gula pasir, sehingga teksturnya kenyal dan lengket. Makanan ini juga berwarna cokelat dan mirip dengan dodol khas Indonesia.

Dilansir dari Detik, pakar sejarah dan studi budaya UB, Drs M Dwi Cahyono, M.Hum menjelaskan bahwa kue keranjang merupakan makanan untuk persembahan Dewa Tungku (Cau Kun Kong) yang akan membawa berita menyenangkan tentang penghuni rumah kepada raja Langit (Giok Hong Siang Te).

Baca Juga :   Alasan Mengapa Malam Lailatul Qadar Tidak Diketahui Pasti

Sehingga, selama satu minggu sebelum Tahun Baru Imlek, kue keranjang mulai disajikan oleh penghuni rumah untuk mengharapkan keberuntungan.

Kue keranjang di perayaan Imlek

Kue keranjang biasanya baru disantap pada saat Cap Go Meh, yaitu malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Santapan ini juga dipercaya bisa membawa keberuntungan, karena ‘nian gao’ juga bisa diartikan sebagai ‘tahun tinggi’, menurut laman Royal Museum Greenwich.

‘Tahun tinggi’ ini dimaksudkan sebagai ‘semakin tinggi, atau lebih tinggi, atau lebih baik atau lebih menjanjikan untuk tahun yang akan datang’.

Kue keranjang juga dimaknai lewat bentuknya yang bulat yang berarti harapan agar keluarga tetap bersatu dan rukun.

“Bentuk bulat tak berujung melambangkan keterikatan tanpa batas. Makna dalam kaitannya dengan kehidupan berkeluarga adalah selalu bersama, tanpa batas waktu, sehingga tercipta keharmonisan dalam hidup dan siap menghadapi masa depan,” terang Dwi Cahyono.

Selain itu, tekstur yang lembut dan kenyal juga bermakna keuletan, kegigihan, dan daya juang tinggi, sementara lengket melambangkan persaudaraan yang rekat. Rasa manisnya juga bermakna kegembiraan dan kenikmatan dalam hidup.

Baca Juga :   Wajib di Coba 10 Teknik Perwarnaan Rambut

Untuk penyusunannya, kue keranjang kerap disusun bertingkat yang melambangkan tingkatan rezeki yang semakin tinggi.

Dengan demikian, kue keranjang dianggap sebagai sajian yang cocok untuk dinikmati keluarga saat perayaan tahun baru Imlek. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *