Sulitnya Memakamkan Jenazah Saat Banjir, Dewan Pati: Perlu Adanya Aturan Khusus 

Pati, Suryamedia.id – Anggota DPRD Pati Sukarno menyoroti aktivitas pemakaman jenazah masyarakat terdampak banjir. Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten perlu memfasilitasi prosesi pemakaman warga.

Seperti diketahui, aktivitas perawatan jenazah saat banjir, bukan menyentuh ranah spiritual, melainkan juga sosial budaya masyarakat. Sehingga bisa timbul gejolak di masyarakat saat jenazah dimakamkan di lokasi lain.

“Sampai saat ini belum ada pengaturan pemakaman saat banjir menggenangi makam desa yang kebanjiran. Selama ini saat ada warga yang meninggal dunia dan makamnya kebanjiran sehingga tidak mungkin dimakamkan di kuburan tersebut, maka diperbolehkan dimakam desa tetangga yang tidak kebanjiran,” ujar Sukarno, Sabtu (4/3/2023).

“Kejadian ini perlu aturan jelas sehingga, apabila terjadi kasus seperti itu tidak menimbulkan masalah dan keluarga yang baru kena musibah tidak tambah susah,” imbuh Politisi dari Partai Golkar Itu.

Kematian adalah rahasia tuhan yang bisa terjadi kepada siapa dan kapan saja. Seperti yang terjadi di Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati hari, Sabtu (4/3/2023).

Warga RT 4 harus melakukan perawatan dan memakamkan jenazah dalam kondisi banjir.

Baca Juga :   Dewan Sarankan Petani Beralih ke Tanaman yang Tahan Kemarau

Ahmad Kasturi, ketua RT setempat mengatakan, cukup sulit menyelenggarakan perawatan jenazah di saat banjir. bahkan jenazah terpaksa dikuburkan di lokasi lain karena dua area pemakaman desa terendam air.

“Kami baru saja memakamkan jenazah. Pemakamannya dilakukan di luar desa yakni di Wirun, Kecamatan Winong karena desa kami terendam banjir semua, kebetulan di sana beliau mempunyai kerabat,” ujar Kasturi saat ditemui wartawan.

Bukan hanya prosesi pemakaman saja, diakuinya masyarakat Ngastorejo kesulitan beraktifitas seperti biasa, mengingat ketinggian banjir sudah sampai 75 cm.

“kalau ini sudah tinggi banjirnya. Beraktifitas agak sulit, kalau mau cepat harus menggunakan perahu. dan di sini banyak yang tidak punya. soalnya sini bukan kampung nelayan,” tambahnya.

Dijelaskan Kasturi, banjir yang melanda Ngastorejo terjadi musiman, bahkan hampir setiap tahun terjadi.

Ia mengharapkan, Pemerintah dapat memberikan penyelesaian persoalan banjir ini dengan normalisasi sungai.

“Dikarenakan penyebab banjir adalah meluapnya sungai Silugonggo diharapkan bisa segera dikeruk,” tandasnya. (adv)

Penulis: Anwar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *