Suryamedia.id – Pihak kepolisian telah memastikan bahwa ledakan paket yang terjadi di dekat Aspol Arumbara, Grogol, kabupaten Sukoharjo bukanlah aksi terorisme.
Hal tersebut berdasarkan keterangan dari Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi pada Senin (26/6/2022).
Ia juga mengatakan hingga saat ini, pihaknya telah memeriksa sebanyak tujuh saksi terkait dengan ledakan paket di Sukoharjo tersebut.
Adapun saksi yang sudah diperiksa diantaranya adalah pengirim paket, penerima paket dan anggota sat intelkam Polresta Surakarta
“Dari pengirim yaitu sebuah CV di Indramayu membenarkan melakukan pengiriman paket tersebut, dari pihak penerima membenarkan pernah memesan paket sebanyak dua kali, sedangkan dari anggota satintelkam Polresta Surakarta membenarkan telah melakukan operasi pengamanan barang bukti,” rincinya.
Luthfi menegaskan bahwa ledakan paket yang terjadi di dekat asarama polisi Grogol tersebut, tidak ada kaitannya dengan aksi terorisme.
Kemudian, barang bukti juga sudah diamankan dan sisanya sudah dimusnahkan.
“Dipastikan bukan bom dan tidak terkait terorisme,” terangnya.
Kapolda menambahkan, paket bahan petasan yang mengakibatkan Bripka Dirgantara terluka itu sudah diurai oleh tim Jibom. Kemudian barang bukti sumbu petasan itu diwadahkan dalam enam kantong plastik klip.
“Paket yang diamankan anggota kemudian diurai tim Jibom. Kemudian kita dapati ada uceng, sumbu petasan. Ini adalah BB petasan yang kita sisihkan ada enam kantong. Dua kantong sisihkan untuk barang bukti, yang empat kita disposal tadi malam,” jelas Irjen Ahmad Luthfi.
Dengan adanya insiden ini, ia mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir. Diketahui, barang yang meledak tersebut merupakan paket yang diamankan sejak tahun 2021. Sedangkan alasan kenapa bisa dibawa oleh Bripka Dirgantara belum diketahui.
“Saya harapkan tidak usah resah, memang benar ledakan itu bukan bom dan teror. Situasi TKP saat ini sudah normal kembali, proses identifikasi inafis maupun labfor sudah selesai dan tidak ada kejadian yang menonjol di wilayah Sukoharjo termasuk masyarakat sekitar sudah melaksanakan aktivitas seperti biasa,” jelasnya.
Terkait kondisi korban ledakan, Kapolda menegaskan masih ditangani tim medis RS dr Moewardi. Menurut dokter, luka bakar 37 % dan sudah dalam penanganan dokter, serta belum bisa dimintai keterangan. Sehingga belum bisa dipastikan terkait unsur kelalaiannya.
“Jadi saya tegaskan bahwa terkait dengan anggota yang mau memusnahkan kemudian menjadi korban akan secara jelasnya setelah sembuh apakah itu ada unsur lalainya apakah anggota salah prosedur dan sebagainya setelah anggota dilakukan pemeriksaan, karena yang bersangkutan masih sakit,” ujar Luthfi. (*)