Suryamedia.id – Film Avatar yang pernah ditayangkan di tahun 2009, akan kembali berada di layar kaca bioskop dalam waktu dekat ini.
James Cameron selaku sang sutradara menjelaskan alasannya kembali menayangkan film di bioskop. Menurutnya, film karyanya tersebut hanya akan bisa dinikmati dengan maksimal jika penontonnya menyaksikan langsung di layar besar bioskop dibanding dengan hanya menyaksikannya di layanan streaming.
“Penggemar film muda tidak pernah memiliki kesempatan untuk menontonnya di bioskop. Meskipun mereka pikir mereka mungkin telah menonton filmnya, mereka belum benar-benar menontonnya,” terang Cameron kepada The New York Times, dilansir dari CNN Indonesia.
“Dan, saya pun terkejut, bukan hanya bagaimana film itu bisa bertahan dengan baik, tapi juga betapa indah versi remaster-nya kini,” lanjutnya.
Film Avatar ini pun dijadwalkan akan kembali tayang di bioskop Indonesia pada akhir bulan September nanti.
Meski ini adalah penayangan ulang setelah tiga belas tahun berlalu, namun pihak 20th Century Studios Indonesia mengungkapkan bahwa film Avatar akan hadir dengan kualitas yang lebih baik yaitu 4K High Dynamic Range.
Bagi yang belum sempat menyaksikan film ini di bioskop tahun 2009 lalu, maka penayangan kembali film ini bisa menjadi kesempatan yang bagus. Sisi baik lainnya, penayangan kembali film ini juga akan menjadi jembatan bagi penonton sebelum akhirnya menyaksikan Avatar: The Way of Water.
Film Avatar 2 dijadwalkan akan rilis pada 16 Desember 2022. Avatar 3 pada 20 Desember 2024, Avatar 4 pada 18 Desember 2026, dan Avatar 5 pada 22 Desember 2028.
Sebagai informasi, film Avatar yang pertama dibuat dengan dana US$237 juta. Total pendapatan yang berhasil diraih pun tak main-main, yaitu sebesar US$3,27 miliar dari box office global. Film ini pun menjadi salah satu film terlaris di dunia dalam sepanjang masa.
Film Avatar sendiri berkisah mengenai pertengahan abad ke-22 saat manusia menjajah Pandora, bulan yang subur dan dapat dihuni. Tujuan penjajahan adalah untuk menambang mineral unobtanium.
Hal itu pun membuat keberlangsungan suku lokal, Na’vi, humanoid asli Pandora menjadi terancam. (*)