Siaran TV Analog di Sejumlah Wilayah Jateng Akan Dimatikan

Surakarta, Suryamedia.id – Peralihan siaran TV analog ke digital segera dilakukan oleh pemerintah, termasuk salah satunya pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Menuju peralihan siaran atau Analog Switch Off (ASO), penyaluran informasi dan edukasi kepada masayrakat terus dilakukan.

Kemudian, untuk Tahap II ASO akan dilakukan pada 25 Agustus 2022. Sedangkan untuk Jateng, terdapat 8 wilayah yang akan dimatikan siaran TV analognya. Diantaranya adalah Boyolali, Sragen, Grobogan, Kudus, Demak, Kabupaten Semarang, Salatiga, dan Kota Semarang.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jateng Riena Retnaningrum, pemberian informasi dan edukasi akan terus dilakukan, sehingga seluruh masyarakat hingga lini terbawah dapat mengetahui terkait rencana ASO ini.

“Kita tidak kurang-kurang menyampaikan kepada masyarakat, terkait migrasi ke televisi digital. Lewat berbagai media, lewat media sosial, tampilan FK Mitra pun dilakukan. Sekitar 98 persen sudah mengetahui, hanya tinggal sedikit yang ingin tahu alatnya (set top box/ STB),” tuturnya dalam diskusi di Studio TVRI Jateng, Minggu (29/5/2022) petang.

Baca Juga :   Ribuan Pelajar Ikuti Kompetisi Sains Nasional Provinsi SMA/MA Tingkat Jateng

Ia juga mengakui bahwa migrasi dari TV analog ke digital, diperlukan upaya penyesuaian. Namun, dengan tren penggunaan teknologi informasi selama pandemi, adaptasi kebiasaan baru tersebut menjadi lebih mudah.

“Tantangannya (sebagai media TV) seperti kata Pak Gubernur (Ganjar Pranowo), jangan memberikan (tayangan) yang biasa-biasa saja. Berikan topik yang sedang tren, misal pembahasan soal (mata uang) crypto. Sampaikan yang elegan, bisa juga dengan tampilan receh tapi menarik, dengan bahasa yang mudah dipahami,” tuturnya.

Komisioner KPID Jateng Annas Syahirul Alim menambahkan, konten menjadi pembeda suatu media televisi jika telah memasuki zona digital.

“Content is the king. Konten yang bercirikan Jawa Tengah harus diperhatikan, juga variasi konten siaran,” paparnya.

Hal serupa dikatakan akademisi FE Undip Dwi Cahyo Utomo. Menurutnya, persaingan terbesar televisi saat ini adalah dengan platform, seperti Youtube dan kanal-kanal hiburan dari luar negeri.

Untuk mengatasi hal itu, ia menyarankam agar televisi juga mau berkolaborasi dengan pegiat media sosial. Sehingga, konektivitas antara platform televisi dan media sosial macam Youtube dapat berjalan selaras. Selain itu, ia juga menyarankan agar konten pendidikan dan sosial budaya dikuatkan. (*)

Baca Juga :   Ganjar Imbau Masyarakat di Tempat Masing-Masing Saat Nataru

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *