Suryamedia.id – Film KKN Desa Penari berencana akan merilis dua versi film dalam satu waktu peluncuran. Versi pertama merupakan versi cut dan versi kedua merupakan versi penuh atau uncut.
Versi uncut dari film KKN di Desa Penari ini diperuntukkan untuk segmen penonton usia 17 tahun ke atas yang mana akan menyertakan potongan adegan dewasa di Tapak Tilas secara penuh.
Sementara versi cut merupakan adegan potongan yang tidak menampilkan adegan tersebut sehingga dapat ditonton untuk semua anak di bawah umur.
MD Pictures selaku rumah produksi dari film ini berencana akan menayangkan film KKN di Desa Penari pada akhir bulan April ini yaitu pada hari Sabtu, 30 April 2022 mendatang.
Peluncuran film ini sendiri sebenarnya sempat tertunda selama dua tahun. Namun akhirnya para penanti film ini pun dapat bergembira.
Manoj Punjabi selaku CEO MD Pictures mengatakan bahwa pembuatan dua versi dari film ini merupakan langkah strategi yang dijalankan agar para penonton memiliki pilihan ketika nantinya akan menonton KKN di Desa Penari.
Banyak yang menjadi penggemar film ini sehingga pihaknya tidak ingin mengecewakan para penggemar cerita KKN di Desa Penari. Maka dari itu, bagian adegan di Tapak Tilas tidak ingin dihilangkan.
Namun di lain sisi, ia juga ingin memastikan bahwa film tersebut juga dapat dijangkau oleh semua kalangan khususnya bagi para keluarga yang ingin menonton film ini bersama saat momentum lebaran nanti.
Manoj Punjabi juga menerangkan bahwa beberapa bioskop juga telah memiliki rencana untuk menayangkan kedua versi tersebut secara bersama-sama. Tetapi, ada juga bioskop yang memilih satu versinya saja. Kedua versi tersebut sebenarnya hanya memiliki perbedaan selisih waktu sekitar delapan menit. Sehingga penonton dibawah umur tidak perlu khawatir kehilangan esensi dari film ini.
Sebagaimana cerita aslinya, film KKN di Desa Penari ini bercerita tentang para mahasiswa yang tengah melakukan KKN di sebuah desa.
Namun, mereka tidak menyangka desa yang dipilih ini bukanlah desa biasa. Mereka sempat diperingatkan oleh kepala desa di sana untuk tidak melewati batas gapura menuju wilayah Tapak Tilas.
Sedangkan tokoh Nur yang diperankan oleh Tissa Biani menemukan fakta bahwa salah satu dari mereka ada yang melanggar aturan yang dilarang dan paling fatal di desa tersebut. Film ini disutradarai oleh Awi Suryadi.
Pemeran dari film ini antara lain dibintangi oleh Tissa Biani, Adinda Thomas, Achmad Megantara, Aghniny Haque, Calvin Jeremy, M Fajar Nugraha, Kiki Narendra, hingga Aulia Sarah.
Untuk keseluruhan produksi film ini sendiri, Manoj mengaku bahwa film tersebut mampu menelan biaya hingga sekitar Rp 15 miliar. Dan biaya ini sendir belum termasuk kegiatan promosi film. Penggelontoran dana yang fantastis ini tentu dilakukan dengan harapan dapat menyuguhkan film horor Indonesia yang berkualitas. (*)