Suryamedia.id – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa sebanyak 86,6 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibody per Desember 2021.
Antibody ini sendiri, tidak bisa sepenuhnya mencegah penularan, akan tetapi untuk mencegah hospitalisasi dan kematian.
Hal tersebut dikatakan Menkes saat konferensi pers Hasil Serologi Survey Nasional pada Kamis (18/3/2022) secara virtual.
Ia melanjutkan, meski angka kasus varian Omicron tergolong tinggi, namun angka hospitalisasi dan kematian lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta.
“Itu sebabnya kita lihat kemarin pada Januari 2022 walaupun sudah tinggi 86,6 persen, tetap jumlah kasusnya naik lebih tinggi dari varian Delta. Hingga hospitalisasinya hanya seperempat hingga seperlima dari Delta dan kematiannya sepersepuluh dari Delta,” kata Menkes Budi, seperti dilansir dari menpan.go.id, Senin (21/3/2022).
Meski begitu, masyarakat pun diminta untuk tetap menggunakan masker, serta menerapkan protokol Kesehatan untuk mencegah penularan.
Data juga menunjukkan imunitas paling tinggi terjadi karena adanya dua kombinasi yaitu infeksi dan imunisasi. Budi meminta masyarakat untuk segera vaksinasi sebelum tertular karena vaksinasi bisa melindungi dari hospitalisasi.
Budi mengatakan pemerintah akan terus melakukan survey secara rutin untuk melihat perkembangan antibodi di masing-masing kabupaten/kota/provinsi.
“Nantinya akan ada kebijakan-kebijakan yang diambil dalam menghadapi pandemi dengan seimbang secara politik sosial ekonomi budaya dengan kesehatan berbasis bukti,” kata Budi.
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri Serologi Survey Nasional untuk mengestimasi proporsi orang di populasi yang memiliki antibodi SARS-CoV-2, berdasarkan pernah terdiagnosis Covid-19 dan status vaksinasi di tingkat populasi. (*)