Angka Kesembuhan Covid-19 di Surabaya Alami Peningkatan

Surabaya, Suryamedia.id – Angka kesembuhan Covid-19 di kota Surabaya mencapai 93,96 persen. Hal ini menunjukkan peningkatan dalam penanganan Covid-19 di kota Pahlawan.

Selain itu, pemerintah kota Surabaya juga terus berupaya untuk menekan angka kasus Covid-19. Dalam satu minggu terakhir, angka kasus aktif pun menunjukkan pengurangan yang cukup signifikan.

Berdasarkan data di laman web lawancovid-19.surabaya.go.id tercatat kasus aktif di Kota Surabaya pada 23 Februari 2022  sebanyak 5.117 kasus dan pada 2 Maret 2020 menjadi 3.769 kasus. Selama periode tersebut, jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Surabaya berkurang sebanyak 1.348 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, berdasarkan data assessment situasi Covid-19 di Kota Surabaya oleh Kemenkes RI pada Minggu ke 3-4 di bulan Februari, kasus konfirmasi Covid-19 berada di angka 455,39 per 100 ribu penduduk, menjadi 324,04 per 100 ribu penduduk.

“Untuk angka rawat inap di Rumah Sakit mencapai 31,49 per 100 ribu penduduk, menjadi 27,15 per 100 ribu penduduk. Sedangkan, angka positif rate (perbandingan jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan) sebesar 19,17 persen, menjadi 14,51 persen,” kata Nanik sapaan lekatnya, Kamis (3/3/2022).

Baca Juga :   Muhammadiyah Beri Tanggapan Terkait Hadis 'Malapetaka Tidak Menyebar Di Lingkungan Masjid'

Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Nanik, bahwa pasien Covid-19 di Surabaya didominasi oleh usia produktif, yakni sebanyak 79,99 persen. Sedangkan penyebab penularan dikarenakan mobilitas yang tinggi.

“Terhitung pada Rabu (2/3/2022), angka kesembuhan Covid-19 di Kota Surabaya mencapai 93,96 persen dan angka kematian mencapai 2,52 persen dari total kasus kumulatif Covid-19,” jelas dia.

Selanjutnya, untuk upaya tracing yang dilakukan di Kota Surabaya, pihaknya melakukan dua teknik, yakni tracing secara langsung dan tidak langsung. Pada teknik tracing secara langsung, petugas tim tracing akan mendatangi alamat rumah pasien sesuai notifikasi dari aplikasi Kemenkes dengan menggunakan APD dan minimal masker N95.

“Kedua, yakni teknik tracing secara tidak langsung. Nantinya para petugas dari tim tracing akan menghubungi pasien via telepon sesuai dengan nomor yang tertera pada aplikasi Kemenkes,” ujar dia.

Ia juga menambahkan bahwa setiap warga yang terkonfirmasi Covid-19, langsung dilakukan tracing dan swab dengan kontak erat pasien.

“Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang bergejala ringan atau tidak bergejala (OTG), akan dievakuasi ke isolasi terpusat (Isoter) di Hotel Asrama Haji (HAH) atau hotel berbayar yang direkomendasikan Pemkot Surabaya. Sedangkan pasien yang bergejala sedang sampai berat, akan dirujuk ke rumah sakit rujukan yang menangani pelayanan Covid-19,” terang dia.

Baca Juga :   Berdampak Positif, Pemerintah Perpanjang PPKM Mikro

Nanik menambahkan, terkait penanganan warga yang terpapar Covid-19 di HAH, tingkat keterisian tempat tidur pada minggu lalu mencapai 51,62 persen. Namun, per Rabu (2/3/2022) hanya mencapai 10,65 persen dari total tempat tidur yang tersedia.

Sedangkan untuk keterisian Rumah Sakit Darurat Lapangan Tembak (RSLT) yang dibuka sejak awal bulan Februari 2022, untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan tempat isolasi bagi pasien Covid-19, tidak sempat digunakan.

“Karena ketersediaan tempat tidur di isoter dan RS rujukan Covid-19 di Kota Surabaya, masih dapat memfasilitasi untuk penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19,” imbuhnya.

Di sisi lain, ia tak memungkiri bila terdapat temuan klaster baru di Kota Surabaya pada tahun 2022, yakni klaster fasilitas umum, keluarga, riwayat perjalanan dalam dan luar negeri, PTM Sekolah, dan perkantoran.

Ia menilai, penyebab terjadinya klaster karena mobilitas masyarakat yang tinggi dan tingkat penerapan prokes yang rendah.

“Penyebab terjadinya klaster tersebut karena tingginya mobilitas warga Surabaya, lalu menurunnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap prokes, dan munculnya varian Omicron dengan tingkat penularan yang tinggi,” ungkap dia.

Baca Juga :   News Grafis : Kemenkes Beri Keterangan Terkait Mahalnya Biaya Tes PCR

Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi terjadinya penularan Covid-19 di Kota Surabaya, pihaknya berupaya mempercepat pelaksanaan vaksinasi booster (dosis ketiga) untuk masyarakat umum. Bahkan, pelaksanaan vaksinasi booster di Kota Surabaya sejak Rabu (12/1/2022) yang sebelumnya menyasar usia 18 tahun ke atas dengan prioritas lansia, telah dilakukan perluasan untuk masyarakat umum.

Untuk itu, vaksinasi booster saat ini dapat diberikan kepada masyarakat dengan interval 3 bulan dari dosis 2 dengan capaian vaksinasi booster Kota Surabaya sampai dengan Rabu (2/3/2022), untuk dosis 3 lansia sebanyak 87.626 atau 96,63 persen dari total sasaran lansia siap vaksin dengan interval 3 bulan dari Dosis 2 sebanyak 90.678 orang.

“Capaian dosis 3 Non-Lansia sebanyak 328.163 atau 56,47 persen dari total sasaran Non-Lansia siap vaksin dengan interval 3 bulan dari dosis 2 sebanyak 581.134 orang,” pungkasnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *