Suryamedia.id – Aksi pembubaran bedah buku berjudul “Reset Indonesia” di Madiun, Jawa Timur, oleh aparat beberapa waktu lalu mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek menggelar agenda serupa di Amphitheater Hutan Kota Trenggalek pada Senin (22/12/2025).
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyebutkan, acara ini turut melibatkan sejumlah ASN di lingkup pemerintahannya. Tujuannya, yakni agar anak buahnya mampu berpikir lebih kritis dan memperluas wawasan untuk terus berbenah dan menuju Indonesia yang lebih baik.
“Kalau kita ingin melihat Indonesia yang baru dan lebih baik, maka harus dimulai dari diri kita sendiri. Yang paling bertanggung jawab membawa perubahan di Kabupaten Trenggalek salah satunya adalah pemerintahnya. Karena itu ASN saya ajak untuk berani mengkritisi diri,” kata dia, Selasa (23/12).
Sebagai informasi, buku “Reset Indonesia” merupakan karya kolaborasi dari empat jurnalis yakni Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu.
Buku tersebut menjelaskan berbagai persoalan struktural di Indonesia, serta menawarkan solusi berbasis riset lapangan dan ekspedisi jurnalistik selama 15 tahun, dengan fokus pada isu agraria, lingkungan, serta kebijakan publik.
Sebelumnya, aksi pembubaran diskusi ini mendapat sorotan Anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri (KPRP), Mahfud MD. Menurutnya, hal tersebut merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
“Itu dari sudut aturan melanggar. Aparat keamanannya melanggar, polisinya melanggar, enggak boleh begitu,” kata Mahfud, Senin (22/12/2025) malam.
Mahfud mengatakan, persoalan ini harus diselesaikan secara terbuka. Terlebih, ia menilai buku tersebut tidak berunsur provokasi atau yang mengarah ke hal-hal negatif lainnya.
“Harus diselesaikan nanti secara terbuka itu, apa masalahnya siapa yang menyuruh. Katanya ada operasi dari institusi lain, gitu yang kemudian meminta polisi mempersoalkan itu,” terang dia.
“Tapi, nanti lah, kita enggak tahu karena buku itu diluncurkan beberapa kali dan tidak ada masalah di berbagai tempat dan buku itu bagus-bagus saja, tidak ada provokasinya,” pungkasnya. (*)







