Pendiri GoTo Diperiksa Hari Ini Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook

Suryamedia.id – Pendiri PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), Andre Soelistyo diperiksa terkait kasus dugaan korupsi Program Digitalisasi Pendidikan periode 2019-2022, Senin (14/7/2025).

“Sudah datang sejak pagi tadi. Sedang diperiksa. Andre Soelistyo,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kejagung) Harli Siregar, Senin (14/7/2025), dikutip CNN Indonesia.

“(Diperiksa atas kapasitas sebagai) Dir PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (gojek),” jawabnya.

Sebelumnya, Kejagung telah menggeledah kantor GoTo pada Selasa (8/7/2025) lalu. Saat penggeledahan, pihaknya turut menyita sejumlah barang bukti, termasuk dokumen dan flashdisk. Saat ini, penyidik masih mendalami temuan barang bukti tersebut.

“Barang-barang apa yang dilakukan penyitaan itu dapat kami sampaikan ada berupa dokumen atau surat dan barang bukti elektronik berupa flashdisk,” tutur Harli.

“Tentunya baik dokumen, maupun barang bukti elektronik ini kita harapkan ada berbagai informasi yang bisa dijadikan untuk memperkuat dari pembuktian proses penyidikan,” lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Public Affairs dan Communications PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Ade Mulya GoTo menyatakan pihaknya menghormati proses hukum yang sedang berjalan dan akan bersikap kooperatif.

Baca Juga :   News Grafis : Pemerintah Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm Untuk Booster

“Kami bersikap kooperatif dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Sebagai perusahaan publik, kami selalu mengedepankan asas tata kelola perusahaan yang baik, akuntabel, dan transparan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” katanya dalam pernyataan resmi, Jumat (11/7/2025).

Kasus dugaan korupsi tersebut berkaitan dengan pengadaan laptop Chromebook oleh Kemendikbudristek ke sekolah-sekolah selama 2019-2022. Penyidik disebut menemukan indikasi adanya pemufakatan jahat untuk membuat kajian pengadaan alat TIK.

Padahal, menurut hasil uji coba yang dilakukan pada tahun 2019 telah menunjukkan bahwa penggunaan 1.000 unit Chromebook tidak efektif untuk pembelajaran. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *