Suryamedia.id – Peretas bernama alias ‘Bjorka’ kembali membuat kehebohan di Indonesia. Pasalnya, hacker tersebut di duga kembali beraksi dengan membocorkan 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) masyarakat, termasuk NPWP Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming, dan Kaesang pangarep.
Hal ini telah disampaikan oleh pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto melalui cuitannya di X baru-baru ini. Ia mengatakan bahwa data NPWP tersebut diperjualbelikan dengan harga sekitar Rp150 juta. Tak hanya nomor NPWP, data lainnya juga mengalami kebocoran, termasuk NIK, Nomor telepon, dan email.
“Sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan dengan harga sekitar 150 juta rupiah. Data yg bocor diantaranya NIK, NPWP, alamat, no hp, email dll. NPWP milik Jokowi, Gibran, Kaesang, Menkominfo, Sri Mulyani & menteri lainnya juga dibocorkan di sampel yang diberikan oleh pelaku,” tulisnya.
Aksi ini bukan kali pertama dilakukan hacker ‘Bjorka’ tersebut. Sebelumnya, sosok itu telah memicu kepanikan dan kehebohan masyarakat Indonesia dengan melakukan peretasan dan membocorkan data-data pribadi.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini aksi ‘Bjorka’ yang sempat menimbulkan keramaian.
Membocorkan data pelanggan IndiHome
Sebelumnya, Bjorka mengklaim berhasil mengakses 26 juta history browsing pelanggan IndiHome. Data yang berhasil diakses berisi domain, platform, peramban (browser), URL, Google keyword, internet protocol (IP), resolusi layar, lokasi pengguna, surel (e-mail), gender, nama, nomor induk kependudukan (NIK), dan berbagai data lain. Data tersebut dijual di situs Breached Forum pada 20 Agustus 2022 yang lalu.
Membocorkan data SIM Card Prabayar
Tak lama menyerang IndiHome, Bjorka juga mengaku memiliki 1,3 miliar data yang berukuran 87GB, kemudian dikompres ke file berukuran 18 GB pada 31 Agustus 2022. Data yang dia miliki terdiri dari nomor telepon, NIK, informasi nama operator seluler, serta tanggal registrasi nomor telepon. Ia menjual data tersebut dengan harga Rp 745 juta yang dibayar dengan mata uang kripto Bitcoin atau Ethereum.
Membocoran data KPU
Bjorka juga mengklaim mendapatkan 105 juta data penduduk Indonesia berdasarkan database milik KPU. Data-data tersebut berukuran 20GB dan berisi informasi seperti NIK, Kartu Keluarga (KK), nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, dan lain-lain. Bjorka sendiri menjualnya seharga USD 5 ribu atau setara Rp7,4 juta di situs Breached.
Membocorkan dokumen rahasia Presiden Joko Widodo
Peretas tersebut semakin berani dengan mengirimkan rencana aksinya di Telegram. Ia mengaku telah mendapat data rahasia Presiden RI berupa dokumen surat-menyurat Joko Widodo selama 2019-2021. File berukuran 189 MB tersebut bersisi 679.180 dokumen.
Namun, juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menepis kabar kebocoran dokumen tersebut. Ia menegaskan bahwa dokumen tersebut dikelola oleh BIN dan terenkripsi secara berlapis-lapis.
“Hoax itu, dokumen BIN aman terkendali, terenkripsi secara berlapis, dan semua dokumen pakai samaran,” terangnya, dikutip dari Detik. (*)