Suryamedia.id – Saat ditanya pelajaran apa paling sulit di sekolah, sebagian anak mungkin akan kompak menjawab Matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang membutuhkan penalaran, fokus dan daya ingat.
Meski pelajaran tersebut mempelajari banyak rumus yang membuat otak mengebul, sebenarnya setiap kasus memiliki konsep dan logika untuk memecahkannya. Belajar matematika seperti bermain teka-teki, dimana sebenarnya ada beragam cara untuk memecahkannya.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa alasan utama siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran tersulit di sekolah.
Kehilangan fokus
Matematikan sulit dipahami karena sering melibatkan soal-soal dengan penyelesaian multi-langkah, sehingga mereka harus mengingat beberapa langkah secara berturut-turut untuk mendapatkan jawaban yang benar.
Hal ini tentu membutuhkan fokus dalam waktu yang cukup lama. Siswa mungkin sering kehilangan fokus dan perhatiannya jika terganggu selama mengerjakan soal yang rumit. Akibatnya, dia mungkin melewatkan langkah-langkah penting dalam proses pemecahan masalah.
Kurangnya pemahaman
Banyak guru menyajikan masalah matematika, kemudian membimbing mereka melalui satu metode yang terdiri langkah demi langkah untuk menyelesaikannya. Namun, begitu mereka dihadapkan pada soal yang berbeda, mereka mungkin mengalami kesulitan meski konsepnya sama.
Hal ini mungkin terjadi ketika siswa belum sepenuhnya memahami konsep soal yang diajarkan di kelas. Oleh sebab itu, perlu bagi pengajar untuk memberikan pemahaman lebih dahulu suatu konsep matematika, daripada hanya mengajarkan mereka banyak rumus untuk diingat.
Kesulitan dan ketidakmampuan belajar
Setiap anak memiliki kemampuan intelektual yang berbeda. Bagi mereka yang sulit berkonsentrasi dan memahami, mereka cenderung berkembang lebih lambat dibanding yang lain jika guru tidak mengetahui cara untuk mendukungnya.
Beberapa anak dengan autisme dan ADHD mungkin mengalami kesulitan belajar, termasuk matematika. Jika orang tua menemukan anaknya mengalami kesulitan, hubungi guru atau sekolah anak Anda untuk bertanya terkait program pembelajaran khusus yang mungkin bisa diterima.
Kurangnya kesabaran
Karena matematika melibatkan penggunaan banyak proses multi-langkah untuk menyelesaikan masalah, untuk menguasainya dibutuhkan lebih banyak latihan. Latihan ini mungkin bisa membuat anak bosan dan menjadi tidak sabar.
Meski demikian, baik guru maupun orang tua perlu memberikan dorongan kepada anak untuk berusaha menyelesaikan kasus matematika dengan memberikan latihan yang menyenangkan dan menarik.
Tidak ada kesempatan untuk mengaplikasikan
Jika pelajaran olahraga anak bisa langsung mengaplikasikannya dengan bermain basket, voli maupun sepakbola dan melukis bisa diaplikasikan di atas kanvas, anak mungkin tidak tahu kapan untuk mengaplikasikan pelajaran matematika.
Hal ini dapat menyebabkan mereka kehilangan minat dan kehilangan motivasi untuk terus mempelajarinya. Dengan demikian, orang tua dan guru perlu menjelaskan menariknya pelajaran matematika kepada anak. Anda bisa mencontohkannya dalam permainan teka-teki atau memberitahu profesi apa saja yang membutuhkan ketrampilan matematika. Jika salah satu profesi itu menarik minat anak Anda, dorong mereka untuk tetap mempelajarinya. (*)