Pemerintah Bakal Evaluasi Seluruh Bangunan Ponpes di Seluruh Indonesia

 

Suryamedia.id – Seluruh bangunan pondok pesantren (Ponpes) di seluruh Indonesia bakal dievaluasi oleh pemerintah. Ini dilakukan imbas insiden tragis robohnya gedung tiga lantai musala Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur yang disebut tidak sesuai standar pembangunan.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo baru-baru ini. Ia menyebutkan, evaluasi bangunan Ponpes merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

“Kita evaluasi semua pondok pesantren. Sesuai arahan Presiden semua pondok pesantren kita evaluasi pelan-pelan,” kata Dody, Senin (6/10/2025) malam, dikutip CNN Indonesia.

Diketahui, hanya ada 50 pondok pesantren di Indonesia yang memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Sementara, berdasarkan data Kementerian Agama, total ponpes di Indonesia ada sebanyak 42.433 pada 2024/2025, mayoritas di Pulau Jawa.

Sebagai informasi, PBG merupakan pengganti Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Dokumen ini memastikan rencana teknis bangunan sesuai dengan standar pembangunan, meliputi keselamatan, kenyamanan, kesehatan, dan tata ruang.

Baca Juga :   34 Kasus COVID-19 Tercatat di Jawa Tengah, Masyarakat Diimbau Gunakan Protokol Kesehatan

PBG juga menjadi instrumen untuk menjamin bangunan layak dan aman. Pemerintah kabupaten/ kota berhak memberikan sanksi jika terjadi pelanggaran, dan Pemprov berperan dalam pengawasan penegakan hukum.

Dody melanjutkan, evaluasi akan dilakukan secara bertahap, mengingat banyaknya gedung Ponpes di Indonesia. Evaluasi akan dilakukan pemerintah pusat

“Ya makanya itu pelan-pelan kita bereskan soal kualitas bangunan masing-masing bersama-sama dengan pemda setempat kita benahi semuanya, Kemenag, Kemendagri dan pemda setempat terlibat bersama-sama untuk membenahi semua bangunan di ponpes, supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” ucapnya.

Terkait analisa Kementerian PU soal kondisi gedung Al Khoziny, Dody masih belum bisa mengungkap detailnya. Saat ini, pihaknya masih berfokus pada pencarian dan penyelamatan para korban yang tertimbun bangunan.

“Hari ini saya tidak berani buka-bukaan lebih karena semua fokuskan ke search and rescue,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, musala asrama putra pondok pesantren (Ponpes) di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur roboh pada Senin (29/9/2025) sore. Peristiwa itu menyebabkan puluhan orang luka-luka dan korban tewas.

Baca Juga :   Insiden Musala Ponpes Sidoarjo Ambruk, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah

Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, setelah pemeriksaan, ditemukan bahwa gedung musala diduga tidak memiliki izin mendirikan bangunan. Selain itu, hasil konstruksi bangunan di lantai tiga disebut tidak sesuai standar.

“Ini saya tanyakan izin-izinnya mana, tetapi ternyata enggak ada. Tadi ngecor lantai tiga, karena konstruksi tidak standar, jadi akhirnya roboh,” kata dia, Selasa (30/9/2025). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *