Pati, Suryamedia.id – Harga komoditas cabai dan bawang di Kabupaten Pati dalam beberapa pekan terakhir terpantau lesu. Hal ini disebabkan banyaknya stok panen dari petani lokal.
Anggota DPRD Kabupaten Pati dari Komisi B, Narso menyebut lesunya harga pasar saat panen raya sulit dikendalikan. Meskipun saat bulan Ramadan permintaan pasar meningkat.
Ketua Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) DPRD itu mengatakan jika saja Dinas Pertanian mempunyai data petani dan komoditas yang ditanamnya, tentunya over capacity pasca panen bisa diminimalisir.
“Solusinya memang sulit kita nggak tahu siapa-siapa petani itu yang menanam yang cabai dan jumlahnya berapa nggak tahu. Kalau Dinas Pertanian punya data akan bisa dikendalikan harga itu,” ujar Narso saat diwawancarai Suryamedia.id belum lama ini.
Data tersebut nantinya bisa diinformasikan ke para petani sehingga dapat mengira-ngira akan menanam komoditas jenis apa.
Meski demikian, ia mengakui bahwa data pertanian tersebut sulit terpenuhi mengingat fluktuasi harga bukan hanya terjadi di suatu daerah melainkan secara nasional. Oleh karenanya, perihal data pertanian ini yang lebih tepat adalah di Kementerian Pertanian.
“Itupun tidak bisa cuma Pati saja tapi secara nasional punya data sehingga bisa tahu jumlah luasan produksi cabai ini sulit terlaksana harus ada dari Kementan,” imbuh politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Diberitakan sebelumnya harga cabai dan bawang sejak pekan pertama bulan Ramadan mengalami penurunan. Seperti cabai merah harganya hingga turun di harga Rp45-50 ribu padahal sebelumnya harganya sempat diangka Rp80 ribu. Begitupun untuk cabai rawit hijau dari sebelumnya Rp60 ribu turun di harga Rp50-55 ribu
Ning Rahayu (29) salah seorang pedagang sayur di Pasar Puri Baru mengaku sejumlah bahan mengalami penurunan, yang paling ketara adalah cabai. Meski harga cabai murah pelanggannya masih sepi. Menurutnya hal ini diakibatkan sedang banyak panen dari petani lokal.
“Harganya ini turun tapi tidak langsung. Apalagi saat ramadhan seperti ini memang pelanggan masih sepi di awal, ramainya di akhir-akhir,” tuturnya. (adv)