Dewan Sebut Parkir Kapal Jadi Biang Kerok Banjir di Pati

Pati, Suryamedia.id – Banjir kembali merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Pati. Salah satunya di Dukuh Biteng Desa Banjarsari Kecamatan Gabus dengan ketinggian air mencapai paha orang dewasa.

Hal ini menjadi sorotan beberapa pihak, diantaranya Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno. Menurutnya, parkir kapal besar di sungai Juwana menghalau air di Sungai Silugonggo, sehingga menyebabkan banjir, kapal nelayan tangkap yang tambat labuh di sepanjang sungai Juwana ini terutama berada di Desa Bumirejo, Bajo, dan Bendar.

“Banjir yang terjadi di kabupaten Pati terutama terkait dengan aliran sungai Juwana sudah lama terjadi penyebab terhambatnya aliran airnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, sebenarnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati sudah menyiapkan solusi untuk mengurangi parkir kapal semrawut di sungai Juwana. Salah Satunya adalah dengan membuat kolam tambak seluas 15 hektar yang akan dibangun di sekitar sungai Juwana. Namun, proyek ini kandas lantaran dananya direfocussing untuk penanganan Covid-19 dalam tiga tahun terakhir.

“Semoga saja setelah terjadi pandemi tersebut geliat pertumbuhan ekonomi bisa stabil lagi dan kolam tambat bisa direalisasikan,” kata politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.

Baca Juga :   Dewan Harapkan Raperda CSR Bisa Dijadikan Perda Desember Nanti

Hal senada juga disampaikan oleh warga setempat, Karmeni (53). Ia menyatakan bahwa desanya kerap menjadi langganan banjir. Bahkan, banjir ini sudah ketiga kalinya di tahun 2023 ini.

“Ini banjir kedua, tapi lebih parah yang dulu. Karena dulu sampai berbulan-bulan. Kalau ini baru seminggu sejak seminggu yang lalu, tanggal 18,” jelasnya.

Banjir yang melanda desanya, lanjut dia, merupakan luapan air dari Sungai Silugonggo. Luapan tersebut disinyalir akibat adanya parkir kapal besar di sungai Juwana yang menghambat aliran air menuju laut.

“Penyebab banjir iya karena ada parkir kapal di Juwana itu. Jadinya air mampet nggak bisa ke laut. Padahal di atas hujan terus. Sehingga air dari sungai meluap,” sebutnya.

Selain disebabkan parkir kapal di sungai Juwana, Karmeni juga mengatakan banjir karena Sungai Silugonggo mengalami pendangkalan. Hal itu ia katakan lantaran sudah lama tak ada normalisasi sungai.

“Pendangkalan sungai itu juga termasuk penyebab banjir. Sudah tak bisa ngalir (karena adanya parkir kapal) ditambah sungai dangkal pula. Tapi Kalau enggak salah sungainya mau di normalisasi,” paparnya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *