Pati, Suryamedia.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperkirakan tinggi gelombang harian wilayah perairan padat aktivitas pelayaran berdasarkan pola angin.
Menurut pantauan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Barat Laut – Timur Laut dengan kecepatan 5-25 knot.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno mengimbau para nelayan untuk tidak melaut terlebih dahulu, lantaran tinggi gelombang akan mencapai 1,25 – 2,5 meter.
“Kami mengimbau para nelayan untuk tidak melaut terlebih dahulu. Karena sangat beresiko saat tinggi gelombang capai 1,25 -2,5 meter,” ucapnya belum lama ini.
Sukarno menjelaskan, setiap awal tahun gelombang laut tinggi. Sehingga musim ini sering familier dengan sebutan musim paceklik. Saat musim seperti ini biota laut berupa udang sering muncul ke permukaan karena teraduk oleh gelombang.
“Nelayan yang berani melaut akan mengoperasikan jaring Travel Net (jaring lapis tiga) untuk menangkap udang. Nelayan yang berangkat melaut tetap waspada dengan situasi dan kondisi laut. kadang dapat udang tapi juga bisa belum mendapat apa apa sudah harus pulang karena kondisi gelombang tinggi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sukarno memberikan saran kepada Pemkab Pati agar menggencarkan menanam mangrove dengan sistem buis beton dibandingkan bronjong.
“(Bronjong) 20 kali lipat mahalnya (dari buis beton), dan hempasan gelombang (bronjong) energinya pindah ke kanan atau kiri dari Bronjong tersebut,” paparnya.
Ia juga menyarankan agar penanaman mangrove dimulai di Akhir Bulan februari sehingga saat musim gelombang tinggi di akhir tahun, tanaman mangrove yang ditanam sudah tahan diterpa gelombang. (Adv)
Penulis: M.Kafi