Pati, Suryamedia.id – Selain cuaca ekstrem, serangan hama juga menjadi persoalan proses produksi komoditas pertanian di Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Kendala tersebut ingin diselesaikan oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Wedarijaksa Dinas Pertanian Pati melalui Sekolah Lapang (LP).
Melalui sub program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi atau Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) itu, penyuluh pertanian memberikan wawasan kepada kelompok tani untuk memahami organisme yang berpotensi menjadi hama.
Melalui pelatihan ini para petani diharapkan mampu memantau, mengidentifikasi, hingga memprediksi kemunculan serangan hama.
Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Petani di Gabus Ikut Sekolah Lapang
Dengan memprediksi serangan hama, selain dapat mengantisipasi luasan serangan, petani juga bisa lebih menghemat penggunaan pestisida.
“Di Ndari (Wedarijaks) itu yang paling gayeng materi OPT (organisme pengganggu tanaman) dan pengendalian yang tepat. UPTnya rajin buat ramalan-ramalan tetang penetasan wereng, penetasan pengerek batang gitu mas.”
“Jadi punya rambu-rambu para petaninya. Jadi tidak asal pakai pestisida. Hamanya belum datang kok sudah disemprot,” kata Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Wedarijaksa Sri Indah Budi Prakarti saat diwawancara.
Satu periode sekolah lapang dilakukan dalam satu musim tanam atau 3 hingga 4 bulan. SL pada periode musim tanam ini menyasar pada 4 kelompok tani di 4 desa se Kecamatan Wedarijaksa, 13 kali pertemuan di masing-masing kelompok tani.
Adapun keempat kelompok tani tersebut diantaranya kelompok tani Rukun Tani di Desa Margorejo, kolompok tani Sukomaju di desa Sukoharjo, kelompok tani Saribumi di Desa Kepoh, dan kelompok tani Tani Makmur di Desa Sidoarjo.
Baca juga: Terancam Puso, Dispertan Pati Bantu Klaim Asuransi Pertanian
Selain melakukan pelatihan pengendalian hama, BPP Wedarijaksa juga mengajarkan materi lain mulai dari persemaian, pengolahan lahan, pola tanam, pengairan, dan panen. Namun petani disana diakui Sri paling antusias pada materi pengendalian dan prediksi serangan hama.
Materi Sekolah Lapang IPDMIP di Pati saat ini memang baru dalam ruang lingkup pertanian padi, Sri berharap pada periode berikutnya program ini juga menyasar pertanian bawang merah. Pasalnya Kecamatan Wedarijaksa adalah salah satu pemasok bawang merah terbesar di Pati.
“Alangkah lebih baik kalau saya bisa usul IPDMIP itu jangan hanya komoditas padi, bawang merah juga butuh,” tandas Sri. (*)
Baca juga: Lumbung Nahdliyin Jadi Inovasi NU Pati Bantu Petani
Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Melalui Sekolah Lapang, Petani Dilatih Meramal Serangan Hama“.